Bisnis.com, JAKARTA - Ahli nuklir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Zaki Su’ud mengatakan bahan radioaktif Cesium 137 berbahaya jika sampai mencemari air yang dipakai makhluk hidup.
“Bahaya kalau kemakan masuk atau keminum akan signifikan karena masuk ke dalam tubuh,” ujarnya. Apalagi secara kasat mata Cesium 137 tidak berbau, berwarna, dan berasa.
Zaki mengatakan bahan radioaktif itu mudah larut dalam air. Pada kasus temuannya di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan akhir Januari 2020 unsur berbahaya itu bisa mengalir ke mana saja seperti saat tersiram hujan.
Saat ditemukan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) tingkat radiasinya mencapai 2.000 kali angka batas normal. Menurutnya, pihak berwenang perlu memeriksa lengkap sebaran Cesium 137 di sana.
Pemeriksaan lengkap juga bisa mengungkap seberapa lama bahan radioaktif itu di lokasi.
“Tanaman juga harus diperiksa yang dekat, kalau daun batang kena radioaktif itu berarti sudah lama,” kata dia saat dihubungi Selasa (18/2/2020).
Baca Juga
Pemeriksaan dampak lingkungan itu, menurutnya, tidak rumit dilakukan ahli dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) maupun akademisi.
“Kalau air terkontaminasi radioaktif masuk ke sumur berbahaya,” ujar Zaki.
Kepala Kelompok Staf Medis Kedokteran Nuklir Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung-Universitas Padjadjaran Achmad Hussein Sundawa Kartamihardja mengatakan hujan bisa membuat Cesium merembes dan mengalir kemana-mana. “Dampak bagi makhluk hidup prinsipnya sama, berapa besar terpapar dan lamanya,” kata dia.
Pada kasus bom atom Hiroshima dan Nagasaki di Jepang dampak radiasi nuklir bisa langsung hingga mematikan seketika maupun jangka panjang seperti muncul kanker tiroid.
“Kalau yang di Serpong jauhlah dampak seperti itu,” kata Achmad.
Dugaannya tingkat radiasi bahan radioaktif di sana tergolong kecil.
“Tidak terlalu mengkhawatirkan, tidak sampai bikin orang muntah-muntah.”
Sebelumnya diberitakan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Jazi Eko Istiyanto menyatakan kasus Serpong bukan kecelakaan maupun kedaruratan nuklir.
“Jadi jauh sekali dibandingkan dengan kecelakaan nuklir, jauh sekali skalanya," kata dia kemarin.
Kepala Batan, Anhar Riza Antariksawan, juga meminta masyarakat tenang. Dia meyakinkan tidak ada dampak apapun dengan menyebut tingkat radiasi yang ditemukan masih rendah.