Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menampik interpretasi atas anggaran riset di BRIN Rp272 miliar. Menurutnya, dana tersebut dialokasikan khusus untuk bahan riset. BRIN mengelola total anggaran Rp6,096 triliun.
“Anggaran itu hanya untuk beli bahan riset, tidak untuk yang lain seperti raker, rakor, gaji pegawai, bayar listrik, dan lainnya,” kata Handoko melalui keterangan pers seperti dikutip Rabu (9/2/2022).
Dia menjelaskan, anggaran BRIN masih berasal dari eks lima entitas utama riset sebelumnya yakni BATAN, LIPI, BPPT, LAPAN, Kemenristek dengan total Rp6,096 triliun bersumber dari rupiah murni, SBSN, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan pinjaman luar negeri.
Selain anggaran untuk belanja bahan riset, terdapat anggaran yang dikelola oleh Deputi SDM Iptek senilai Rp188 miliar untuk membiayai research assistant, profesor tamu, dan post doctoral.
Selain itu, terdapat anggaran yang dikelola oleh Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi sebesar Rp2,168 triliun yang diperuntukkan pembangunan dan perawatan infrastruktur untuk keperluan riset.
Penganggaran lainnya dikelola oleh Deputi Fasilitasi Riset dan Inovasi senilai Rp189 miliar untuk memberikan fasilitas bagi para periset untuk melakukan berbagai kegiatan dengan memanfaatkan fasilitas yang dimiliki BRIN.
Lebih jauh, dia menjelaskan ada anggaran Rp650 milaar untuk hibah prioritas riset nasional dan riset Covid-19. Seluruh hibah dibuka dengan sistem kompetisi terbuka untuk semua pihak termasuk kampus dan industri.
Handoko menambahkan, setidaknya ada Rp250 miliar di Sekretariat Utama untuk anggaran operasional. Salah satunya, biaya infrastruktur dasar, seperti membayar listrik, internet, berlanggan jurnal dan utilitas lainnya.
Dia juga menyebut terdapat alokasi Rp2,25 triliun untuk belanja pegawai (gaji dan tunjangan) untuk seluruh sivitas BRIN.