Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Inggris mencetak lapangan pekerjaan dengan laju impresif pada kuartal IV/2019 di tengah ketidakpastian akibat Brexit.
Dilansir Bloomberg, Selasa (18/2/2020), data Statistik Nasional menunjukkan jumlah orang yang bekerja naik melebihi perkiraan menjadi 180.000 orang. Kenaikan ini menyebabkan angka pengangguran berada di level terendah sejak empat dekade yakni 3,8 persen.
Perbaikan tren indikator ekonomi itu meningkatkan spekulasi bahwa Bank of England tidak akan memangkas suku bunga acuan pada tahun ini.
Kabar gembira itu muncul ketika Perdana Menteri Inggris Boris Johnson terpaksa menggelar pemilihan umum untuk menyetop kebuntuan di parlemen. Kemenangannya mengurangi ketidakpastian sehingga membantu ekonomi terhindar dari kontraksi pada kuartal terakhir tahun lalu.
Kemenangan Johnson dan perbaikan ekonomi memacu pemerintah untuk mengguyur stimulus fiskal pada bulan mendatang guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kendati demikian, risiko masih terlihat di tengah tingginya ketidakpastian politik karena Johnson memperpanjang masa transisi Brexit setelah 31 Desember 2020.
Baca Juga
Pada saat yang sama, lowongan pekerjaan juga tercatat naik 7.000 hingga Januari tahun ini dan jumlah pekerja mencetak level tertinggi pada kuartal akhir 2019 yang disumbang oleh kenaikan pekerja tetap. Pekerja wanita berkontribusi hingga lebih dari 80 persen dari pertumbuhan tenaga kerja.
Gaji reguler naik di atas level pra krisis pada 2008. Total gaji tercatat melambat pada kuartal IV/2019 dengan gaji reguler naik 3,2 persen dan gaji termasuk bonus juga naik 2,9 persen. Selain itu, produktifitas naik 0,3 persen pada periode yang sama.