Bisnis.com, JAKARTA - Meski mayoritas pabrik Amerika Serikat mulai beroperasi di Shanghai pada pekan ini, operasional tidak bisa sepenuhnya berjalan karena banyak pekerja yang tidak masuk.
Kamar Dagang dan Industri Amerika Serikat memperkirakan kondisi ini akan menambah daftar panjang terganggunya rantai pasokan manufaktur global dari China.
Berdasarkan survei yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri Amerika Serikat, sekitar 90% dari 109 pabrik Amerika Serikat di Sungai Yangtze memperkirakan bakal kembali beroperasi penuh pada pekan ini.
Baca Juga
Tetapi, sekitar 78 persen menjawab bahwa mereka tidak memiliki cukup pekerja untuk beroperasi secara penuh. Pasalnya, pemerintah setempat memberlakukan larangan perjalanan dari kampung halamannya setelah liburan panjang dan persyaratan untuk mengkarantina diri sendiri selama dua minggu setelah mereka kembali dari kampung halamannya.
“Kebanyakan pabrik kekurangan pekerja, bahkan ketika mereka diperbolehkan untuk beroperasi secara normal. Ini akan memberikan dampak negatif terhadap rantai pasokan global,” kata Ketua Kamar Dagang dan Industri Amerika Ker Gibbs, dilansir dari Bloomberg, Senin (17/2/2020).
Hampir 60 persen perusahaan memperkirakan permintaan akan melambat pada beberapa bulan mendatang, dan hampir separuh responden menyebutkan rantai pasokan global telah terdampak dari penutupan pabrik di China. Bahkan, sepertiga dari responden mulai mempertimbangkan untuk merelokasi pabriknya jika wabah virus corona tak kunjung mereda.