Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan usulan perjanjian perdamaian Israel—Palestina yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump tidak dapat diterima dan sangat tidak adil.
Dalam pidatonya di Kuala Lumpur, Mahathir mengatakan, rencana yang dijuluki Kesepakatan Abad Ini oleh Trump itu, menyerahkan kota suci Yerusalem kepada Israel dengan sepenuhnya, mengabaikan perasaan jutaan Muslim dan Kristen di seluruh dunia.
"Kesepakatan ini hanya akan membawa lebih banyak konflik ke kawasan itu, dan akan memusuhi miliaran orang di seluruh dunia," kata Mahathir pada konferensi ketiga Liga Parlemen untuk Al-Quds, dilansir Bloomberg, Sabtu (8/2/2020).
Trump sebelumnya mengungkap proposalnya di acara Gedung Putih bulan lalu bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Para pejabat Palestina tidak berkonsultasi tentang proposal tersebut.
Pendekatan Gedung Putih yang mengarah ke rencana tersebut telah lama dikritik secara internasional karena memberikan kemenangan cepat kepada Israel sementara membuat konsesi untuk Palestina bergantung pada daftar tonggak sejarah.
Tindakan Trump sejak menjabat termasuk memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem dan mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan telah banyak menguntungkan Israel dan merugikan Palestina.
Mahathir, kepala pemerintahan tertua di dunia pada usia 94 tahun, telah selama beberapa dekade dituduh anti-semitisme karena kritik dan serangannya terhadap orang-orang Yahudi. Dia mengatakan mereka telah menyebabkan krisis kemanusiaan di Palestina dan menciptakan konflik di Timur Tengah.
Pada 2003, Mahathir memprovokasi kemarahan internasional dengan mengatakan orang-orang Yahudi mengadu domba dan menyebabkan perpecahan. Dia kemudian mengatakan kata-katanya terdistorsi oleh media.