Bisnis.com, JAKARTA--China menutup akses ke tempat wisata populer, Tembok Besar China dan Kota Terlarang, setelah virus Corona menewaskan 26 warganya.
Tidak hanya itu, China menghentikan operasi sejumlah transportasi publik di 10 kota dan kuil ibadah sepanjang libur tahun baru.
Berdasarkan laporan Reuters, otoritas China memutuskan untuk menutup beberapa bagian dari atraksi wisata Tembok Besar China di dekat Beijing mulai hari Sabtu esok (24/1/2020).
Libur panjang Tahun Baru China telah dimulai pada hari ini, Jumat (24/1/2020), semakin memicu kecemasan meluasnya wabah virus Corona. Pasalnya, ratusan juta orang China akan melakukan mudik atau perjalanan ke luar negeri pada masa liburan ini.
Virus Corona ini telah menjangkiti sejumlah orang di luar China, a.l. Thailand, Singapura, Vietnam, Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan AS. Bahkan, pasien suspect virus ini juga ditemukan muncul di Inggris
Pada Kamis (23/1/2020), China mengkonfirmasi sebanyak 830 kasus telah ditemukan dan 26 pasien dinyatakan meninggal. Adapun, gejala virus ini a.l. demam tinggi, kesulitan bernafas dan batuk.
Baca Juga
WHO memperkirakan kasus baru akan semakin bermunculan. Namun, WHO menilai evaluasi tingkat keparahan virus ini masih terlalu dini.
Di Wuhan, sejak wabah ini menyebar bulan lalu, toko obat mulai kehabisan pasokan obat dan rumah sakit dibanjiri oleh puluhan warga yang ingin memeriksakan kondisi kesehatannya.
"Ada banyak berita, banyak data, setiap 10 menit ada update. Ini sangat menakutkan, terutama bagi masyarakat seperti kami yang tinggal di wilayah yang terjangkit parah," kata salah satu warga Wuhan Lily Jin kepada Reuters dalam sambungan telepon.
Sebuah riset memperkirakan wabah virus Corona ini berasa dari ular. Penyebaran virus ini di Wuhan diduga bermula dari pasar yang memperdagangkan hewan ilegal.
Kota Wuhan merupakan salah satu kota besar di China dengan jumlah penduduk mencapai 11 juta jiwa.