Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Iran meminta agar negara-negara yang terkait dalam kecelakaan pesawat Ukraina tidak menjadikan peristiwa ini sebagai isu politik.
“Kami meminta semua pihak untuk tidak menjadikan isu-isu kemanusiaan, khususnya kecelakaan tragis ini, sebagai alasan untuk sikap politik,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi, seperti dikutip kantor berita ISNA.
Mousavi menuturkan lebih lanjut bahwa kerja sama yang diberikan Iran dengan negara-negara yang warganya tewas dalam kecelakaan itu “melebihi ekspektasi”, menurut ISNA yang dilansir melalui Reuters.
Ukraine International Airlines Flight 752 dengan tujuan ibu kota Ukraina, Kiev, jatuh pada Rabu, 8 Januari, hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran.
Tragedi ini terjadi tepat di tengah memanasnya tensi antara Amerika Serikat dan Iran. Beberapa jam sebelumnya, Iran menembakkan sejumlah rudal ke dua pangkalan udara AS di Irak sebagai balasan atas serangan AS yang menewaskan Jenderal Iran Qasem Soleimani pada 3 Januari.
Sejumlah pihak yakin jatuhnya pesawat tersebut disebabkan tembakan rudal yang tidak disengaja oleh Iran. Setelah sempat menyangkal, pada Sabtu (10/1/2020), Iran akhirnya mengakui telah tidak dengan sengaja menembak jatuh pesawat itu.
Pada Kamis (16/1/2020), sebanyak lima negara yang warganya tewas dalam insiden tersebut yakni Kanada, Ukraina, Swedia, Afghanistan, dan Inggris, menuntut Iran membayar kompensasi kepada keluarga para korban.
Mereka juga mendesak Iran untuk mengadakan penyelidikan internasional yang menyeluruh, independen, dan transparan bagi negara-negara yang sedang berduka.
Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpang dan kru pesawat yang berjumlah total 176 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 57 orang di antaranya adalah warga Kanada.