Bisnis.com, JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika sebenarnya sudah memberikan peringatan dini kepada masyarakat bakal ada hujan intensitas ekstrem. Mereka sampaikan sejak seminggu sebelum bencana banjir.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa meski sudah disampaikan, informasi tersebut tidak diindahkan masyarakat. Ini yang menjadi pelajaran baginya.
“Di publik masih mengira peringatan dini adalah perkiraaan, bukan prakiraaan. Ini yang dipahami,” katanya di Gedung BPPT, Jakarta, Jumat (3/1/2019).
Dwi menjelaskan bahwa peringatan dini dari BMKG adalah prakiraaan yang berdasarkan data. Data tersebut didappat dari satelit. Bahkan agar lebih akurat, ditambah radar yang dimilikinya.
Hasil tersebut kemudian diolah secara matematis dan metodologi khusus. Setelah itu, diverifikasi dengan data lokal. Inilah yang membedakan milik BMKG dengan internasional.
“Sehingga mohon dengan sangat percayalah prakiraan. Memang bisa salah. Perhitungan itu bukan Tuhan, jadi pasti ada akurasi yang terbatas,” jelasnya.
Meski tidak tepat seluruhnya, akurasi BMKG 80—85 persen. Dengan begitu, kesalahan datanya kecil.
“Namun mohon sekali lagi, perkiraan itu bukan prakiraan,” ucapnya.