Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Staf Presiden Moeldoko dinilai kecolongan saat merekrut Harry Prasetyo, mantan Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya (Persero), sebagai tenaga ahli di instansinya.
Hal itu disampaikan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Deddy Sitorus dalam diskusi bertajuk Bara Jiwasraya Sampai Istana? di Jakarta, Minggu (29/12/2019). Dia pun berpendapat bahwa justru Harry yang mendekati Istana demi bebas dari krisis Jiwasraya.
"Setiap ada kekuasaan baru muncul, ini banyak laron mendekat. Ada yang memang membantu, ada yang memang menempel supaya dilindungi," papar Deddy seperti dilansir Tempo.
Dia menuturkan sebelum masuk ke Kantor Staf Presiden (KSP), Harry dikenal sebagai orang yang berprestasi karena dinilai sukses menyelamatkan Jiwasraya. Keahliannya di bidang ekonomi diyakini menjadi alasan Moeldoko merekrut Harry.
"Karena tidak ada yang tahu waktu itu kalau ini sudah menjadi kanker yang ganas. Moeldoko memang tahu? Kemenkeu [Kementerian Keuangan] saja enggak tahu, [Kementerian] BUMN tidak tahu, OJK [Otoritas Jasa Keuangan] juga tidak beri alert," lanjut Deddy.
Oleh karena itu, dia membantah jika pemerintahan Joko Widodo menutup-nutupi kasus ini.
Sebelumnya, Kejaksaan Agung (Kejagung) telah meminta Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM mencekal Harry. Ada pula sembilan orang lain yang dicekal, masing-masing berinisial HR, DYA, NZ, DW, GL, GR, HD, BT, HS.
Baca Juga
Rencananya, kesepuluh orang tersebut akan dipanggil oleh Kejagung untuk dimintai keterangan pada Senin (30/12). Pada Januari 2020, Kejagung juga sudah mengagendakan pemanggilan 24 orang yang diduga terkait dengan kasus Jiwasraya.