Harianjogja.com, JOGJA—Berawal dari mengembangkan sanggar menggambar anak sejak 1999, Antonius Benny Nugroho, mencoba melebarkan sayap pada bisnis face painting.
Ditemui Harian Jogja di kediamannya, di daerah Kadisoka, Maguwo, Sleman, Benny bercerita ruang usahanya ini berkembang berkat anak rekannya yang tengah berulang tahun.
“Waktu itu anaknya sedang ulang tahun di Jogja. Lalu dia mencari tempat face painting yang belum ada saat itu. Kebetulan dia pernah tinggal di Amerika. Nah, kalau anaknya ulang tahun, pasti ada acara face painting,” kata Benny, Jumat (20/12).
Dari situ, ia mulai mencoba. Apalagi dunia seni rupa bukanlah hal baru baginya. Kendati punya bekal yang kuat, bukan berarti bisnis ini dilahirkan dengan begitu mudah. Tantangan terbesar yang harus dihadapi kala itu ialah mencari cat yang aman untuk kulit. Meski harus berburu, akhirnya dia menemukan cat yang aman untuk kulit dan wajah dari seorang temannya.
“Singkat cerita saya jalani [face painting untuk anak rekannya] dan teman saya senang hasilnya. Sejak saat itu, orang mulai tahu usaha saya ini dari mulut ke mulut. Namun saat itu saya belum kepikiran untuk serius di bisnis ini,” ucap pria kelahiran Jogja, 12 Oktober 1980.
Seiring berjalannya waktu, usaha ini membesar. Ia tak lagi hanya melayani face painting untuk pesta ulang tahun. Permintaan dari klien-klien besar seperti perusahaan pun berdatangan. Dari situlah dia mulai fokus menggeluti usaha ini dengan nama Maximoo.
Karakter yang Berbeda
Selama menggeluti dunia seni rupa, Benny lebih karib menggambar dengan objek dua dimensi. Karena itu, ketika disuguhkan objek baru berupa wajah, dia membutuhkan waktu lebih untuk mengenal karakteristik wajah sang objek lantaran setiap manusia diciptakan berbeda dan unik. “Kalau di [media] dua dimensi kan tekstur itu yang buat kita. Kalau wajah, setiap orang beda. Itu awal kesulitan saya. Ketika menggambar, walau dengan desain yang sama tetapi ketika menggambar di wajah beberapa orang, hasilnya tidak sama karena ada yang ukurannya wajahnya berbeda hingga warna kulit juga tak sama,” katanya.
Soal desain, Benny menyerahkan opsi tersebut pada klien. Jika klien memiliki permintaan khusus, dia mengaku siap untuk melayani. Namun jika diminta berkreasi secara utuh, dia pun sanggup menjalani.
“Untuk biaya Rp300.000-Rp400.000, jika perusahaan paket biasanya per 100 peserta Rp6 juta,” ujarnya.
Ditanya kendala yang dihadapi dalam menjalani usaha ini, Benny menjelaskan sebenarnya tak ada masalah yang berarti. Namun, dia terkadang menerima pertanyaan soal keamanan cat yang digunakan.
“Saya berharapan semakin banyak orang yang tahu dan percaya bahwa aman cat yang saya gunakan aman untuk kulit dan wajah. Melalui face painting ini, saya ingin anak-anak punya media alternatif berkeseniaan,” ujarnya.