Bisnis.com, JAKARTA - Dompet Dhuafa, lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa, meluncurkan jaringan global di 30 negara melalui rangkaian Youth For Peace Camp 2019.
Gelaran yang dilaksanakan di Balai Kartini, Jakarta, Rabu, (11/12) itu dihadiri 30 delegasi muda dari 30 negara. Mereka menyelenggarakan diskusi serta ikut partisipasi dalam Dompet Dhuafa Global Network Launching, Roadmap of Indonesia Role on International Peacebuilding.
Executive Director of Dompet Dhuafa Imam Rulyawan menyatakan bahwa di era 4.0 ini, Dompet Dhuafa meyakini banyak orang ingin terlibat dalam perdamaian dunia. "Youth For Peace Camp 2019 adalah momentum utama dalam meningkatkan," ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (11/12).
Menurutnya komitmen Indonesia untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, partisipasi tersebut merupakan indikator penting dan konkrit dari peran suatu negara dalam memberikan kontribusi untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.
Dompet Dhuafa sangat memahami dinamisme dari dunia dengan terus menghadirkan perubahan generasi di dalamnya.
Menurut data Badan Pengungsi PBB (UNHCR) pada 2018, terdapat 70,8 juta orang terlantar di seluruh dunia, sekitar 29,8 juta adalah pengungsi dan hanya ada 92.400 pengungsi dipindahkan ke ketiga negara.
Konflik tersebut berdampak pada meningkatnya jumlah pengungsi dan pencari suaka di dunia. Banyak orang melarikan diri dari negara mereka untuk mencari tempat yang lebih aman dan lebih baik.
"Krisis pengungsi hingga kemanusiaan adalah berita utama di surat kabar di seluruh dunia. Banyak pencari suaka mencoba untuk melintasi perbatasan seperti di Yunani untuk menjangkau negara-negara di Eropa," ujarnya.
Beberapa dari mereka pergi ke tetangga negara di Timur Tengah atau negara transit di Asia Tenggara.
"Sebagai respon kemanusiaan, Dompet Dhuafa telah membantu penangangan ratusan orang etnis Rohingya yang terdampar di wilayah Langsa, Aceh sejak 2015 terdampar di perairan Indonesia," ujarnya.
Para pencari suaka tersebut mendapat berbagai bantuan baik berupa logistik makanan dan layanan kesehatan yang merupakan amanah para donatur digulirkan.
Selain kebutuhan pakan dan logistik, Dompet Dhuafa juga turut berkontribusi dalam pendidikan untuk pengungsi Rohingya yaitu melalui program School for Refugees yang hadir untuk mengasah keterampilan mereka. Program ini diterapkan di dua titik pengungsian yaitu Bayeun dan Langsa.
Menurut Imam, respon kemanusiaan Dompet Dhuafa tidak hanya di dalam negeri saja, namun telah dilakukan di beberapa negara yang tengah mengalami konflik kemanusiaan seperti di Gaza-Palestina.
"Kami juga mendistribusikan 500 paket makanan per harinya kepada anak-anak di negara tersebut dengan menggunakan mobil khusus layanan dapur umum. Hingga bencana alam maupun kemanusiaan lainnya seperti Somalia, Nepal, Myanmar dan Filipina”, tutup Imam Rulyawan.
Adapun gelaran Youth For Peace Camp 2019 dihadiri sejumlah tokoh yakni Achsanul Habib Direktur Hak Asasi Manusia dan Urusan Kemanusiaan Kementerian Luar Negeri RI, Abdus Sabur Co-Founder Asian Moslem Action Network (AMAN), Wahfiudin Sakam Dewan Syariah Dompet Dhuafa dan Ahmad Nashrullah Program Officer For Humanitarian Affairs- ICRC.