Demokratisasi Internal
Golkar harus memberikan jalan kompromi bagi pendapat yang berbeda selain menyediakan sarana regenerasi secara damai meski sebelum munas sempat diwarnai kubu-kubuan para pendukung calon ketua umum.
Artinya, Airlangga juga harus menggerakkan Golkar untuk melakukan proses demokratisasi internal karena kedaulatan partai harus di tangan anggota atau mereka yang secara demokratis dipilih mewakili konstituen.
Jika tidak, Golkar hanya akan memperpanjang paradoks politik yang akan menghasilkan aktor atau elite politik yang perilakunya amat jauh dari harapan publik.
Regenerasi dan demoklrasi di tubuh Golkar telah menjadi keharusan. Itu sudah menjadi tuntutan perubahan dan menjadi sebuah paradigma baru bagi Golkar yang berada di tengah-tengah masyarakat. Terlebih, partai Golkar yang sudah kaya pengalaman.
Tidak salah kalau sejumlah pengamat berpendapat kalau Golkar ingin tetap eksis, maka tuntutan untuk melahirkan generasi politik baru harus dapat diimplementasikan.
Kehadiran kader-kader muda untuk ikut mengurus manajemen Golkar mesti disambut dengan terbuka. Selain muda dalam arti usia, mereka juga harus segar dari sudut pandang gagasan.
Adalah suatu keberhasilan bila terjadi upaya untuk menghadirkan orang-orang muda dalam struktur Partai Golkar sebagaimana dijanjikan Airlangga menjelang maupun setelah terpilih menjadi ketua umum.
Keberadaan Partai Golkar yang hanya tergantung pada figur tertentu sudah tidak zamannya lagi, karena masyarakat sangat mendambakan adanya regenerasi yang berjalan secara mulus.
Kerinduan rakyat atas lahirnya sebuah generasi politik baru Golkar yang mempunyai visi kepemimpinan bersih dari korupsi sudah terlihat jelas.