Bisnis.com, JAKARTA - Terpilihnya Airlangga Hartarto kembali memimpin Partai Golkar pada periode 2019-24 membawa harapan baru bagi partai tersebut. Kendati demikian, sejumlah tantangan masih akan menghadang seiring dinamika politik yang terus berkembang.
Memang, Airlangga terpilih tanpa tantangan berarti karena semua lawannya yang telah mendaftar sebagai calon ketua umum Partai Golkar mundur sebelum bertanding. Alhasil, harapan publik untuk melihat pertarungan antara Airlangga Hartarto dengan Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang diperkirakan berjalan seru, ternyata buyar.
Bagaimana tidak. Lobi politik kelas tinggi yang dipimpin oleh Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan berujung pada aklamasi untuk sang petahana menjelang tengah malam pada Musyawarah Nasional (Munas) Golkar 3-6 Desember 2019.
Kendati calon ketua umum lawan Airlangga bukan hanya Bamsoet, karena ada sederetan nama beken lainnya seperti Agun Gunandjar Sudarsa dan Indra Bambang Oetoyo, namun hanya dua kubu tersebut yang tercatat memiliki pendukung kuat.
Kedua kubu pun sempat terlibat adu argumen untuk memperkuat posisi masing-masing kandidat menuju kursi nomor satu di tubuh partai itu.