Bisnis.com, JAKARTA – Korea Selatan kembali memperbarui rekor pada angka kelahiran terendah di dunia pada 2018.
Dilansir dari Bloomberg, berdasarkan data Kantor Statistik Nasional yang dirilis Rabu (27/11), indeks angka kelahiran Negeri Gingseng tersebut, yang mencatat jumlah bayi yang akan dilahirkan per wanita, turun menjadi 0,88 pada kuartal III/2019.
Angka kuartalan tersebut merupakan yang terendah yang tercatat di Korea Selatan dan mengikuti angka kelahiran rata-rata tahunan pada tahun 2018 sebesar 0,98.
Korsel telah mencatat tingkat kelahiran terendah di antara anggota Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) pada tahun 2017 sebesar 1,05, jauh di bawah Jepang yang mencapai 1,43, Prancis 1,86, dan Israel 3,11.
Jumlah bayi yang lahir tahun ini hingga September turun 7,9 persen dari periode yang sama tahun lalu, memperpanjang penurunan tahunan masing-masing 8,7 persen dan 11,9 persen pada tahun 2018 dan 2017.
Ibukota Korsel, Seoul, mencatat indeks angka kelahiran terendah di 0,69 pada kuartal ketiga tahun ini, sementara Sejong, kota yang menjadi rumah bagi kompleks kantor pemerintah, melaporkan tingkat tertinggi sebesar 1,34.
Korsel adalah salah satu negara dengan tingkat penuaan tercepat di dunia dan menghabiskan beberapa miliar dolar per tahun untuk insentif seperti cuti pengasuhan anak bersubsidi, pengasuhan gratis, pengasuh bayi terlatih oleh pemerintah, dan uang tunai.
Namun, serangkaian upaya pemerintah tersebut tidak membuahkan banyak hasil untuk membalikkan tren penurunan. Sejumlah sebelumnya menyebut kenaikan harga rumah dan menurunnya stabilitas pekerjaan menjadi faktor-faktor yang memengaruhi rendahnya angka kelahiran ini.