Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah mahasiswa yang menjalani studi di universitas-universitas di Hong Kong hengkang dari negara kota tersebut menyusul aksi demonstrasi yang semakin bergejolak.
Dengan kampus-kampus berubah menjadi medan perang yang berkobar, kelas dibatalkan, dan sentimen anti-China tumbuh lebih ganas, para mahasiswa dari daratan China pergi meninggalkan Hong Kong dengan pesimisme bahwa mereka mereka akan kembali.
"Ini benar-benar tidak aman lagi dan saya tidak melihatnya menjadi lebih baik," kata seorang mahasiswa berusia sekitar dua puluh tahun yang bersandar pada koper di luar sebuah restoran di Shenzhen, yang berbatasan dengan Hong Kong.
Ketakutan meningkat pekan ini menyusul video yang beredar luas yang memperlihatkan seorang siswa China daratan dipukuli oleh pengunjuk rasa di Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong. Kemarahan mendidih di sana setelah kematian seorang siswa yang jatuh dari tempat parkir ketika polisi menembakkan gas air mata terhadap pengunjuk rasa.
"Diskriminasi terhadap penduduk daratan semakin memburuk," kata Frank yang berusia 22 tahun, seorang mahasiswa pascasarjana yang baru saja meninggalkan universitas di Hong Kong menuju Shenzhen.
"Mereka begitu berprasangka terhadap kita orang China daratan dan itu tidak akan berubah, jadi mengapa kembali?" lanjutnya, seperti dikutip Reuters.
Sebelum demonstrasi anti-pemerintah meletus di Hong Kong lebih dari lima bulan lalu, ada sekitar 12.000 mahasiswa di antara lebih dari satu juta warga China daratan yang tinggal di Hong Kong, menurut angka resmi pemerintah.
Jumlah warga yang meninggalkan Hong Kong semakin meningkat pekan ini ketika aksi kekerasan meningkat dan mengubah kampus menjadi pemandangan yang mengerikan.
Puluhan mahasiswa China daratan dari Chinese univ ersity of Hong Kong sangat ketakutan sehingga mereka memanggil polisi dan melarikan diri dengan perahu polisi dari dermaga dekat kampus Sha Tin pada hari Rabu (13/11) untuk menghindari jalan yang diblokade oleh pengunjuk rasa berpakaian hitam.
Komunitas Pemuda Shenzhen, yang dioperasikan oleh Liga Pemuda Komunis, mengatakan pihaknya telah dibanjiri panggilan telepon setelah menawarkan akomodasi sementara gratis bagi para mahasiswa daratan yang melarikan diri dari Hong Kong.
Asosiasi mahasiswa HSBC EMBA University Peking mengatakan akan menampung beberapa mahasiswa dari Hong Kong di dekat kampus universitas Shenzhen dengan akomodasi selama tujuh hari secara gratis.
Dalam beberapa jam setelah penawaran tersebut, asosiasi menerima lebih dari 300 permintaan.
Victor Mou (35 tahun), ketua Asosiasi Pemuda Nanjing Hong Kong, mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok itu telah membantu sekitar 100 siswa daratan sampai ke Shenzhen.
Beberapa siswa berharap mereka tidak akan mengungsi terlalu lama dan berhadap segera kembali.
"Jika pemerintah dapat mengendalikan situasi, saya akan kembali ke Hong Kong minggu depan," kata Shuai seorang mahasiswa pascasarjana berusia 22 tahun dari Hong Kong University of Science and Technology.