Bisnis.com, JAKARTA -- Untuk mendorong inklusi keuangan, bantuan sosial perlu dioptimalkan dengan rekening dan agen laku pandai setiap daerah.
Ketua Sekretariat Dewan Keuangan Inklusif (DNKI), Iskandar Simorangkir menyatakan dari sekian banyak lembaga keuangan formal sejenis; bank, teknologi finansial, dan agen keuangan kebijakan non tunai untuk Program Keluarga Harapan (PKH) ada 10 juta keluarga, dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ada 12 juta keluarga.
"Dari sekian banyak sektor ada 40% kelompok bawah antara lain dari penerima PKH, penerima BPNT," ujar Iskandar di Kempinski, Kamis (14/11/2019).
Dia menyatakan DNKI mencatat, dengan skema non tunai yang tumbuh positif, pemerintah pun telah menetapkan target kelompok penerima manfaat BPNT sebesar 15,6 juta jiwa tahun ini.
Selain itu pemerintah juga telah bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia melalui program Agen Laku Pandai dan LKD.
Agen Laku Pandai dan LKD adalah upaya menjawab tantangan penyediaan titik-titik akses keuangan lebih dekat ke masyarakat. Saat ini, Iskandar menyebut sudah terdapat lebih dari 1 juta agen di tengah masyarakat.
Baca Juga
Menurut Direktur Eksekutif INDEF Enny Sri Hartati mengatakan, untuk mengukur tingkat inklusi keuangan masyarakat tak hanya secara kuantitas akses keuangan formal, tetapi bagaimana akses bisa dimanfaatkan untuk kepentingan atau kegiatan ekonomi.
Misalnya, ketika dilihat secara kuantitas masyarakat sudah banyak mempunyai rekening, namun jika rekening tidak aktif, maka nasabah tidak punya dampak terhadap kegiatan ekonomi. Sehingga tidak akan berujung pada kesejahteraan masyarakat.
Selanjutnya, soal cara optimalisasi produk keuangan bisa dimanfaatkan secara aktif oleh masyarakat.
Enny memerinci, ketika produk keuangan bisa dimanfaatkan aktif oleh masyarakat, ini akan berpotensi meningkatkan eskalasi kegiatan ekonomi, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Sehingga berujung pada misi kesejahteraan masyarakat.
"Setelah akses masyarakat kepada keuangan meningkat yang perlu ditindaklanjuti adalah literasi keuangan " pungkas Enny.
Literasi keuangan kata Enny daya tariknya bukan pemaksaan, tetapi bagaimana masyarakat yakin sudah terhubung dengan perbankan atau sektor keuangan formal.
Selanjutnya, masyarakat akan mendapatkan manfaat ekonomi dan punya kesadaran sendiri untuk menjadi nasabah yang inklusif.
"Ketika data mapping kementerian teknis misalnya UMKM, sudah ada, maka masyarakat punya kemampuan produktif berguna kasih pelatihan agar lebih produktif lagi," ungkap Enny.