Bisnis.com, JAKARTA – Sedikitnya 200 orang ditangkap dan lebih dari 70 lainnya terluka di Hong Kong setelah pengunjuk rasa pro-demokrasi memblokir jalanan perkotaan dan merusak fasilitas umum pada akhir pekan kemarin.
Bentrokan antara kepolisian Hong Kong dan pengunjuk rasa pun tak terhindarkan pada Minggu (3/11/2019) di pusat-pusat perbelanjaan kota.
Polisi anti huru hara menggunakan semprotan lada dan menahan sejumlah orang. Bagian depan toko-toko dan pintu putar bawah tanah dirusak. Beberapa mal sampai memilih untuk tutup lebih awal.
Seorang pria yang berbicara Mandarin menyerang sejumlah orang dengan pisau di pusat perbelanjaan Cityplaza di Taikoo Shing, Radio Television Hong Kong melaporkan.
Insiden di mal milik Swire Properties Ltd. itu berakhir dengan lebih banyak pertumpahan darah ketika orang-orang di dekatnya meninju dan menendang penyerang sebagai tindak pembalasan.
Dalam suatu pernyataan, pemerintah Hong Kong mengatakan “sangat mengutuk” serangan di Taikoo Shing. Serangan ini disebut dilakukan oleh yang tak mampu menghormati perbedaan.
Baca Juga
“Serangan ini menarik bagi orang-orang yang memiliki pandangan berbeda untuk mengesampingkan perbedaan mereka, tetap rasional dan menahan diri serta untuk merangkul keselarasan dan menghormati keanekaragaman,” tulis pemerintah.
Dua pria dalam kondisi kritis pascabentrokan pada Minggu (3/11/2019), menurut juru bicara Departemen Layanan Informasi Hong Kong, seperti dilansir melalui Bloomberg. Pemerintah setempat menuturkan sebanyak 71 orang telah dilarikan ke rumah sakit untuk menerima perawatan.
Sementara itu, mereka yang ditangkap di antaranya karena kepemilikan senjata ofensif, kerusakan kriminal, dan menggunakan penutup wajah. Petugas juga menyita beberapa jenis senjata termasuk 188 bom api, beberapa tongkat yang dapat diperpanjang, dan semprotan lada.
Pada Sabtu (2/11/2019), Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengatakan bahwa kerusuhan baru-baru ini telah serta merta memengaruhi kepercayaan sektor lokal dan luar negeri terhadap kota tersebut. Namun ia tetap yakin bahwa kondisi di Hong Kong akan berangsur pulih.
"Hong Kong pasti dapat memulai kembali melalui penegakan hukum yang ketat, diskusi yang tulus dan kembali tenang,” ujar Lam dalam sebuah konferensi di Nanjing, China.