Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hong Kong Didera Demo, Menkeu Suntik Subsidi Rp3,58 Triliun

Pemerintah Hong Kong mengumumkan serangkaian langkah bantuan guna menyokong bisnis di wilayah ini yang tengah bergulat dengan dampak ekonomi dari gejolak politik di Hong Kong.
Demonstran anti-pemerintah merusak sebuah toko selama protes di Hong Kong, Cina, 20 Oktober 2019./REUTERS-Umit Bektas
Demonstran anti-pemerintah merusak sebuah toko selama protes di Hong Kong, Cina, 20 Oktober 2019./REUTERS-Umit Bektas

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Hong Kong mengumumkan serangkaian langkah bantuan guna menyokong bisnis di wilayah ini yang tengah bergulat dengan dampak ekonomi dari gejolak politik di Hong Kong.

Dilansir dari Reuters, Menteri Keuangan Hong Kong Paul Chan pada Selasa (22/10/2019) mengumumkan langkah-langkah bantuan baru senilai HK$2 miliar atau US$255 juta (sekitar Rp3,58 triliun) untuk mendukung perekonomian di tengah aksi protes anti-pemerintah yang mengancam kota tersebut jatuh ke dalam resesi pertamanya dalam satu dekade.

Langkah ini mengikuti paket bantuan senilai HK$19,1 miliar (US$2,4 miliar) pada Agustus 2019 untuk mendukung perusahaan-perusahaan ketika pemerintah berjuang menghadapi protes massa pro-demokrasi.

Langkah tersebut juga dilancarkan kurang dari sepekan setelah Pemimpin Eksekutif Carrie Lam mengumumkan lebih dari 200 inisiatif dalam pidato kebijakan tahunannya.

Di antara langkah-langkah yang diumumkan oleh Chan pada hari ini adalah memperluas pengurangan sewa properti publik, subsidi inspeksi senilai HK$16,5 juta (US$2 juta) untuk kapal komersial, dukungan untuk agen-agen perjalanan, serta subsidi bahan bakar selama enam bulan untuk taksi dan beberapa minibus.

“Pemerintah Hong Kong sedang dalam pembicaraan dengan industri perjalanan mengenai langkah-langkah bantuan tambahan,” terang Chan, dikutip dari Bloomberg.

Dalam pidatonya pekan lalu, Lam mengungkapkan bahwa ekonomi Hong Kong telah memburuk dengan cepat tahun ini serta tengah berjuang menghadapi protes anti-pemerintah yang berkepanjangan dan dampak perang perdagangan AS-China terhadap ekspor.

Data pertumbuhan ekonomi kuartal III/2019 yang akan dirilis pada 31 Oktober mendatang kemungkinan mengkonfirmasikan adanya resesi teknis setelah produk domestik bruto (PDB) turun pada kuartal kedua.

Sejumlah indikator ekonomi terbaru menunjukkan tingkat pengangguran di sektor konsumsi dan pariwisata naik ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun untuk periode Juli hinggaSeptember, menurut data pemerintah. Sementara itu, sentimen bisnis kecil tetap terperosok di kisaran rekor terendah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper