Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Ratiyono menyerahkan pencarian dan pengusutan pembuat ajakan pelajar ikut demo 30 September kepada kepolisian.
Ajakan yang beredar di media sosial itu juga membuat ratusan siswa ikut berdemo di belakang Gedung DPR dan berakhir ricuh.
"Kalau provokator (pembuat poster) biarlah pihak berwajib yang mengusut. Polisi punya teknologi cyber. Mereka bisa langsung cari pelakunya," ujar Ratiyono, Minggu (329/9/2019).
Meskipun begitu, Ratiyono tak lepas tangan soal langkah pencegahan agar siswa tak bergabung dalan demonstrasi pada hari Senin (30/9/2019).
Menurut dia, Dinas Pendidikan telah menginstruksikan sekolah agar mengedukasi siswa supaya tak mudah termakan ajakan demo tersebut.
"Saya bantu edukasi, kasih tahu siswa agar jangan ikut ajakan yang merugikan," ujar dia.
Baca Juga
Undangan dengan nada serupa juga pernah viral pada Selasa (24/9/2019). Imbasnya, pada Rabu (25/9/2019), , ratusan siswa sekolah SMA, SMK, dan SMP melakukan demonstrasi di belakang Gedung DPR RI.
Dengan masih mengenakan pakaian seragam, mereka menggelar aksi yang berujung anarkis berupa pelemparan batu dan pembakaran sepeda motor.
Ratusan siswa yang datang tersebut mengaku mengikuti demonstrasi pelajar itu karena ajakan di grup WhatsApp.
"Ada undangan di grup WA, disuruh ke sini. Saya ikut," kata Hanif, seorang siswa SMA.
Saat ini, undangan kepada siswa SMA dan SMK untuk mengikuti demo 30 September kembali tersebar di media sosial. Undangan tersebut mengajak siswa menolak revisi UU KUHP dan pelemahan KPK.