Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat senior AS menyebut rudal jelajah milik Iran diduga kuat telah menyerang fasilitas minyak Arab Saudi berdasarkan arah datangnya serangan, sementara itu selain membantah tudingan, Iran menyatakan siap untuk perang.
Serangan pada instalasi minyak mentah milik Saudi Aramco pada Sabtu (14/9/2019) mengancam pasokan minyak global, sehingga akan membuat harga minyak melambung.
Tudingan dari pejabat senior AS yang tidak mau disebutkan namanya itu menambah bobot tuduhan Washington bahwa Iran lah pelaku serangan, bukan Yaman sehingga memusnahkan lebih dari 5 persen pasokan minyak global.
Akan tetapi, Teheran menolak tuduhan itu dan menyatakan siap untuk perang. Akibat dari serangan itu, harga minyak mentah dunia diperkirakan akan naik US$5 hingga US$10 per barel pada hari ini selain memperuncing ketegangan di Timur Tengah.
Pejabat AS itu mengatakan ada 19 titik bekas serangan sebagai bukti yang menunjukkan daerah peluncuran adalah dari arah barat laut dari target atau arah Irak dan Iran, bukan dari Yaman di selatan.
Baca Juga
Pejabat itu menambahkan bahwa para pejabat Saudi mengindikasikan telah melihat tanda-tanda bahwa rudal jelajah digunakan dalam serangan itu. Artinya, serangan tidak sesuai dengan klaim kelompok Hutsi pro-Iran yang mengklaim melakukannya dengan menggunakan drone.
"Tidak ada keraguan bahwa Iran bertanggung jawab untuk ini. Tidak peduli bagaimana Anda menjelaskannya, tidak ada cara untuk menghindarinya. Tidak ada pihak lain," kata pejabat itu kepada wartawan seperti dikutip Reuters, Senin (16/9/2019).
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi menolak tuduhan AS tersebut. Dia mengatakan tuduhan itu tidak berdasar.
Seorang komandan Pengawal Revolusi senior memperingatkan bahwa Republik Islam siap untuk perang "penuh" dengan AS.
"Semua pangkalan Amerika Serikat dan kapal induk mereka yang berjarak hingga 2.000 kilo meter di sekitar Iran berada dalam jangkauan rudal kami," kata Laksamana Amirali Hajizadeh.
Arab Saudi belum menyalahkan pihak mana pun atas serangan itu, namun menyatakan Teheran mempersenjatai kelompok Hutsi meski dibantah pihak Iran.