Bisnis.com, JAKARTA -- Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J. Rachbini mengucapkan bela sungkawa atas wafatnya Presiden Ke-3 RI B.J. Habibie pada Rabu (11/9/2019).
Didik, yang pernah berada dalam kepengurusan organisasi Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) bersama almarhum, menyampaikan rasa duka yang mendalam. Menurutnya, sosok Habibie dengan latar belakang pendidikan modern dan tidak feodal secara etnis berperan dalam sejarah mengantar peralihan dari rezim Orde Baru ke periode Reformasi yang demokratis.
"Dalam masa kepemimpinannya yang singkat, telah banyak kebijakan yang mendorong ke arah demokratisasi politik, misalnya desentralisasi, Bank Indonesia yang independen, pemberantasan korupsi, dan sebagainya. Boleh dikatakan bahwa Habibie adalah Bapak Demokrasi Indonesia," tuturnya dalam keterangan resmi, Rabu (11/9).
Habibie juga dipandang membawa perubahan besar bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Pasalnya, ketika kehidupan Indonesia masih agraris pada era 1980-an, dia justru mengenalkan konsep ilmu pengetahuan dan teknologi yang kemudian dikenal dengan istilah IPTEK.
"Modernisasi Indonesia juga melalui kiprah dan pemikirannya," ucap Didik.
Dia memandang warisan pemikian dan usaha Habibie dalam bidang teknologi semestinya bisa dilanjutkan untuk memperkuat Indonesia dalam bidang teknologi. Beberapa di antaranya PT PAL untuk bidang perkapalan, PINDAD untuk persenjataan, dan IPTN untuk kedirgantaraan.
Baca Juga
Perusahaan tersebut seharusnya masuk dalam kerangka undang-undang pembangunan teknologi nasional dan kekuatan militer agar Indonesia tidak diremehkan oleh dunia internasional.
"Ini yang diabaikan selama ini sehingga Indonesia tergantung kepada teknologi luar," imbuh Didik.
Habibie meninggal dunia di usia 83 tahun di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta pada Rabu (11/9) sekitar pukul 18.05 WIB, setelah dirawat di rumah sakit itu sejak Minggu (1/9).