Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat umum bisa jadi tidak mengenal siapa Terry Mart, guru besar fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.
Pemilik gelar Profesor dan Doktor ini adalah salah satu pakar fisika di Indonesia. Lebih dari itu, ia memiliki reputasi internasional. Konsistensi dan pengabiannya pada ilmu pengetahuan menjadi dasar LIPI menganugerahkan Sarwono Award kepada Terry Mart.
Laman sumberdaya.ristekdikti.go.id edisi Rabu 16 Maret 2016 memberi informasi tentang siapa dan bagaimana prestasi Terry Mart.
Ilmuwan fisika nuklir dan partikel kelahiran Palembang, 3 Maret 1965 itu tercatat sebagai guru besar di FMIPA Universitas Indonesia.
Terry adalah putra seorang guru bahasa Inggris bernama M. Yusuf Rahman. Sejak sekolah dasar Terry gemar membaca buku-buku tentang elektronika.
Terry lulus dari SMA 3 Jakarta sebagai peraih ranking pertama dengan nilai matematika dan ilmu pasti lebih tinggi dari nilai-nilai mata pelajaran lainnya.
Terry melanjutkan pendidikan di Jurusan Fisika FMIPA UI melalui jalur khusus undangan yang pada saat itu bernama jalur perintis dua. Ia meraih gelar sarjana fiska pada 1998 dengan nilai cum laude.
Terry aktif dalam kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, baik tingkat nasional maupun internasional,
Terry Mart mendapatkan penghargaan sebagai Ganesa Widya Jasa Adiutama dan penghargaan Habibie Award pada tahun 2001 dari Lembaga Penelitian ITB di bidang ilmu pengetahuan dasar.
Tahun 1996 ia menerima gelar Doctor rerum naturalium (Doktor ilmu) cum laude dari Universitaet Mainz, Jerman. Penelitian yang dilakukannya mengenai pengembangan partikel kaon yang disebut sebagai partikel aneh, karena bila diproduksi, partikel kaon selalu berdampingan dengan hyperon.
Dalam tata surya kita ada yang disebut bintang netron yang juga tersusun oleh netron dan hyperon. Munculnya hyperon ini memungkinkan sebuah bintang dipadatkan dalam ukuran yang jauh lebih kecil namun berenergi sangat dahsyat.
Penelitian tentang partikel kaon dan hyperon ini dikembangkan ke arah komersial melalui teknologi nanopartikel untuk meningkatkan kualitas material melalui rekayasa struktur molekul, yang nantinya melalui riset berbasis rekayasa DNA (deoxyribose nucleic acid) dapat diterapkan untuk mengatasi penyakit kanker.
Antara tahun 1997 hingga 2000 Terry menghabiskan waktunya untuk melakukan penelitia yang sebagian besar dilakukan di Departemen Fisika Universitas Indonesia, Universitas George Washington, Washington DC, Amerika Serikat, Okayama University of Sciences Jepang, Institut Kernphysik, University of Mainz, Jerman.
Penelitian yang dilakukan Terry Mart sebagian besar mengenai elektromagnetik dari keanehan pada nukleon dan inti atom, sifat resonansi nukleon, produksi hypertriton dan hypernuclei, dan sifat dari materi bintang neutron.
Berawal dari tawaran dari alm. Prof. Dr. Parangtopo untuk menjadi dosen di FMPA UI, Terry Mart memilih untuk kembali ke Indonesia dan mengabdikan diri pada perkembangan riset dan ilmu pengetahuan di pendidikan tinggi,
“Perguruan Tinggi merupakan tempat yang dinamis dan egaliter dimana semua orang mendapatkan hak yang sama untuk dapat berkembang,” ujar Terry.
Terry Mart memilih untuk meniti karir menjadi ilmuwan fisika Indonesia setelah melihat banyak yang harus dan bisa dikerjakannya di Indonesia terutama untuk menaikkan nama ilmuwan fisika teori di mata dunia terutama dalam publikasi jurnal dan artikel ilmiah bereputasi.
Riset dalam ilmu fisika tidak hanya menjadi hobi Terry melainkan merupakan suatu kekayaan yang tidak aka nada habis-habisnya,
“Hasil riset memang bukan merupakan suatu produk yang bisa langsung dilempar ke industri dan tidak langsung dapat mengentaskan kemiskinan, tetapi sebagai ilmuwan, kita bisa menjelaskan suatu model atau fenomena yang dapat diterapkan dalam kehidupan,” ujarnya.
Selain keberhasilan atas riset dan penemuan yang telah dihasilkannya, Terry Mart memandang bahwa pencapaian prestasi terbesarnya selama menjadi seorang peneliti dan pendidik adalah keberhasilannya dalam mendidik mahasiswa menjadi seorang peneliti unggulan dunia, dan tercatat dalam google scholar.
Salah satunya yang memiliki dengan nilai citation tertinggi adalah Suharyo Sumowidagdo, penemu “partikel tuhan” yang saat ini menjadi seorang peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Selain aktif mengajar Prof. Terry Mart tercatat sering diminta menjadi editor dan referee pada beberapa jurnal nasional dan jurnal internasional bereputasi. Ia juga dipercaya sebagai penghubung antara institusi penyelenggara dengan publikasi ilmiah internasional terindeks pada beberapa konferensi internasional.
Terry juga tercatat sebagai peneliti tamu di George Washington University, AS; Okayama University of Science, Jepang; Tohoku University, Jepang; Universitat Mainz, Jerman; Univeristy of Stellenbosch, Afrika Selatan.