Bisnis.com, JAKARTA – InterContinental Hotels Group Plc yakin terhadap pertumbuhan kinerja di sisa tahun 2019 karena bisnisnya di China berkembang dengan pesat, terlepas dengan adanya perang dagang dengan AS dan aksi unjuk rasa di Hong Kong.
Dilansir Bloomberg, pemilik jaringan hotel Crowne Plaza dan Holiday Inn ini mengatakan pihaknya membuka 13.000 kamar baru di 36 hotel di China pada semester pertama tahun 2019 dan mendorong pertumbuhan penjualan yang sesuai dengan perkiraan analis.
InterContinental, yang mengoperasikan lebih banyak kamar hotel daripada perusahaan lain, mengatakan pendapatan pada paruh pertama tahun ini turun tipis di Hong Kong, akibat dari aksi pemogokan massal dan aksi protes yang berlarut-larut.
"Kami telah melihat beberapa perlambatan. Ini akan berdampak pada bisnis di Hong Kong, tetapi itu adalah sebagian kecil dari keseluruhan bisnis kami. Semoga itu akan segera teratasi," ungkap Chief Executive Officer InterContinental Keith Barr, seperti dikutip Bloomberg.
Perlambatan pertumbuhan di Hong Kong diimbangi oleh kenaikan di Macau dan China. Barr mengatakan pengaruh perang dagang dengan AS masih terbatas karena hotel-hotel di sana sebagian besar bergantung pada pelancong domestik.
Secara keseluruhan, pendapatan pada paruh pertama tahun 2019 mencapai US$1,01 miliar, sesuai dengan perkiraan yang disusun oleh Bloomberg. Perusahaan juga meningkatkan dividen interim sebesar 10 persen.
Sementara itu, harga saham InterContinental telah mencatat pertumbuhan hingga 19 persen sepanjang tahun ini.