Bisnis.com, JAYAPURA--Kepala Balai Bahasa Provinsi Papua Suharyanto menyebutkan bahasa Indonesia sudah dibuka menjadi program studi di delapan negara yaitu negara Kanada, Jepang, Australia, Korea Selatan, Ukraina, Suriname, Hawai. .
Berbicara di Jayapura, Rabu (31/7) ,Suharyanto menjelaskan, pada bagian keempat UU Nomor 24 Tahun 2009 dan juga pada bab 7 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 disitu diamanatkan mengenai peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.
Apa tujuan dari amanat tersebut, kata dia, ada dua tujuan utama dari peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Pertama adalah untuk menunjukkan jati diri bangsa Indonesia, dan kedua adalah untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang mendorong untuk meningkatkan fungsi bahasa Indonesia itu sebagai bahasa internasional.
"Karena memang bahasa Indonesia sendiri sudah memiliki beberapa modal yang bisa digunakan sebagai bahasa internasional," ujarnya tulis Antara.
Pertama dari sisi jumlah penutur. Seperti diketahui bersama bahwa bahasa Indonesia di dalam negeri sendiri sudah memiliki penutur setidaknya 265 juta penduduk Indonesia.
"Itu baru jumlah penutur yang ada di Indonesia. Selain penutur yang ada di dalam negeri, penutur bahasa Indonesia itu juga berasal dari diaspora Indonesia yang ada di luar negeri itu jumlahnya berkisar antara 7 sampai 8 juta orang," katanya.
Selain dari diaspora Indonesia, kata dia, saat ini bahasa Indonesia itu setidaknya sudah diajarkan di 45 negara dan diajarkan kurang lebih 250 lembaga yang ada di 45 negara tersebut.
Selain diajarkan sebagai materi pembelajaran, di delapan negara bahasa Indonesia itu juga sudah dibuka sebagai sebuah program studi.
"Jadi kalau tadi di 45 negara dengan 250 lembaga baru diajarkan tetapi untuk yang delapan negara memang sudah dibuka program studi bahasa Indonesia. Disana memang secara khusus mempelajari mengenai bagaimana seluk beluk kaidah-kaidah yang ada di dalam bahasa Indonesia dan sastranya," ujarnya.
Delapan negara tersebut antara lain Kanada, Jepang, Australia, Korea Selatan, Ukraina, Suriname, Hawai.
"Jadi itu tadi di delapan negara sudah dibuka program studinya, modalnya utamanya adalah dari sisi jumlah penutur," katanya.