Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Tuntut AS Batalkan Penjualan Senjata ke Taiwan

China menuntut agar Amerika Serikat "segera membatalkan" rencana penjualan senjata senilai US$2,2 miliar ke Taiwan, termasuk tank tempur dan rudal anti-pesawat.
Seorang militer memegang bendera nasional Taiwan saat menghadiri upacara pengibaran bendera di Chiang Kai-shek Memorial Hall, di Taipei, Taiwan, 16 Maret 2018./Reuters
Seorang militer memegang bendera nasional Taiwan saat menghadiri upacara pengibaran bendera di Chiang Kai-shek Memorial Hall, di Taipei, Taiwan, 16 Maret 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - China menuntut agar Amerika Serikat "segera membatalkan" rencana penjualan senjata senilai US$2,2 miliar ke Taiwan, termasuk tank tempur dan rudal anti-pesawat.

Langkah itu akan menjadi penjualan militer terbesar pertama Washington ke pulau yang diperintah secara demokratis dalam beberapa dekade terakhir.

Recana itu disusun di tengah hubungan yang memburuk antara AS dan China yang merupakan dua ekonomi terbesar di dunia yang telah terkunci dalam perang dagang yang sengit.

Penjualan senjata itu berisiko meningkatkan ketegangan dengan China, yang menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan belum mengesampingkan penggunaan kekuatan senjata untuk mengembalikan pulau yang diperintah sendiri itu di bawah kendalinya.

Berbicara kepada wartawan, juru bicara kementerian luar negeri China, Geng Shuang mengatakan bahwa Beijing telah mengajukan pengaduan resmi melalui saluran diplomatik yang menyatakan "ketidakpuasan yang kuat dan penolakan yang tegas" terhadap penjualan senjata yang diusulkan tersebut.

Shuang menyebut kesepakatan yang diusulkan itu merupakan "campur tangan kasar" dalam urusan dalam negeri China yang merugikan "kedaulatan dan kepentingan keamanan China".

China mendesak AS untuk segera membatalkan penjualan senjata yang direncanakan dan menghentikan hubungan militer dengan Taipei untuk menghindari kerusakan hubungan China-AS dan merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, katanya seperti dikutip Aljazeera.com, Rabu (10/7/2019).

"Tidak seorang pun harus meremehkan tekad pemerintah dan rakyat China untuk membela kedaulatan dan integritas teritorial negaranya dan kami menentang campur tangan asing," katanya.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper