Bisnis.com, JAKARTA — Pertarungan pemilihan presiden antara Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno telah usai. Rekonsiliasi baik keduanya maupun pendukung ditunggu.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan bahwa islah harus meniadakan dendam dan melupakan kontestasi yang menang dan kalah. Tidak ada juga yang merasa penguasa dan dikuasai.
“Sehingga islah itu tidak akan terjadi kalau dendam yang seperti itu masih terjadi. Atau rekonsiliasi tidak mungkin terjadi kalau kemudian suasana dan pikiran itu juga terjadi. Suasana itu harus diredakan, harus dikendurkan sehingga islah itu menjadi sesuatu yang kuat,” katanya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (9/7/2019).
Muzani menjelaskan bahwa rekonsiliasi bukan sekadar omongan dan bualan sehingga jadi dagangan politik. Harus ada sesuatu yang asli dari masing-masing pihak. Tentunya kriminalisasi tidak boleh ada lagi setelah ini.
Oleh karena itu, syarat rekonsiliasi yang bisa menjamin kepulangan Habib Rizieq Shihab seperti yang diminta Juru Bicara Prabowo Dahnil Anzar Simanjuntak, jadi salah satu yang harus ada.
Muzani melihat sebelumnya banyak para pendukung Prabowo yang ditahan kepolisian. Bahkan dia mengklaim jumlahnya mencapai ratusan orang.
“Pokoknya yang penting adalah bagaimana perbedaan paham, perbedaan pandangan perbedaan pilihan di masyarakat ini kemudian menjadi sesuatu yang dicari sehingga ada energi bagi bangsa indonesia untuk menata ke depan. Nah, energi baru ini yang kemudian harus kita pupuk untuk membangun indonesia,” jelasnya.