Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembicaraan Perdagangan AS-China akan Berlanjut Pekan Depan

Perwakilan dari Amerika Serikat dan China berencana untuk melanjutkan pembicaraan pekan depan untuk mencoba menyelesaikan perang dagang yang telah berlarut-larut, ungkap pejabat pemerintahan Trump pada Rabu (3/7/2019).
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menghadiri pertemuan bilateral kedua negara di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Sabtu (29/6/2019)./Reuters-Kevin Lamarque
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menghadiri pertemuan bilateral kedua negara di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Sabtu (29/6/2019)./Reuters-Kevin Lamarque

Bisnis.com, JAKARTA - Perwakilan dari Amerika Serikat dan China berencana untuk melanjutkan pembicaraan pekan depan untuk mencoba menyelesaikan perang dagang yang telah berlarut-larut, ungkap pejabat pemerintahan Trump pada Rabu (3/7/2019).

"Pembicaraan itu akan berlanjut dengan sungguh-sungguh pekan ini," ungkap Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow kepada wartawan, seperti dikutip Reuters.

Seorang pejabat dari Kantor Perwakilan Dagang AS selanjutnya mengatakan bahwa kedua pihak sedang dalam proses penjadwalan panggilan telepon tingkat-utama dengan para pejabat China pekan depan.

Negosiator utama di pihak AS adalah Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, sementara negosiator tingkat atas China adalah Wakil Perdana Menteri Liu He.

Kedua belah pihak telah berkomunikasi melalui telepon sejak akhir pekan lalu, ketika Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk meluncurkan kembali perundingan yang macet sejak bulan Mei.

Kudlow tidak menabarkan rincian jadwal pembicaraan tatap muka dan mengatakan bahwa pembicaraan ini akan dimulai segera, disusul dengan pengumuman dalam waktu dekat.

"Saya tidak tahu persis kapan. Kedua belah pihak sedang bersiskusi melalui telepon pekan ini dan dan akan menjadwalkan pertemuan tatap muka," katanya.

Pembicaraan antara kedua pihak terhenti pada Mei setelah para pejabat AS menuduh China menarik kembali dari komitmen yang telah dibuat sebelumnya dalam teks perjanjian yang dikatakan para perunding hampir selesai.

AS menuduh China mengizinkan pencurian kekayaan intelektual dan memaksa perusahaan-perusahaan AS untuk membagikan teknologi mereka dengan perusahaan China agar dapat melakukan bisnis di sana.

Mereka ingin China mengubah undang-undang tentang hal itu dan masalah lainnya. China menyangkal praktik semacam itu dan enggan melakukan perubahan hukum.

Kedua negara telah memungut tarif impor satu sama lain, tetapi Trump membuat dua konsesi utama pada pertemuan dengan Xi untuk memulai pembicaraan lagi: dia setuju untuk tidak mengenakan tarif pada sekitar tambahan impor China senilai US$300 miliar dan untuk melonggarkan larangan pada perusahaan teknologi China, Huawei.

AS masih mengenakan tarif impor 25 persen untuk barang-barang China senilai US$250 miliar, yang mencakup produk semi konduktor hingga furnitur.

"Kami sudah akomodatif. Kami tidak akan menaikkan tarif selama pembicaraan. Kami berharap bahwa China akan menyelesaikannya dengan membeli banyak impor AS," kata Kudlow.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper