Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha TP Rachmat Sebut Indonesia sudah Beragam Sejak Dulu, Tak Perlu Diseragamkan

Kekuatan utama bangsa Indonesia adalah kemampuan untuk menerima serta menghargai perbedaan.
Founder Triputra Group dan mantan Presiden Direktur PT Astra Internasional Tbk Theodore Permadi Rachmat menyampaikan orasi ilmiah berjudul Karakter dan Mindset sebagai Penentu Keberhasilan dan Kelangsungan Bangsa, sebelum menerima penganugerahan Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dari Rektor ITB Kadarsah Suryadi pada Sidang Terbuka ITB Peringatan 99 Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (3/7/2019)./Bisnis-Rachman
Founder Triputra Group dan mantan Presiden Direktur PT Astra Internasional Tbk Theodore Permadi Rachmat menyampaikan orasi ilmiah berjudul Karakter dan Mindset sebagai Penentu Keberhasilan dan Kelangsungan Bangsa, sebelum menerima penganugerahan Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dari Rektor ITB Kadarsah Suryadi pada Sidang Terbuka ITB Peringatan 99 Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (3/7/2019)./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Kebesaran hati dan kemampuan bangsa Indonesia untuk menghargai serta menerima perbedaan menjadi kekuatan utama bangsa pada masa depan.

Hal itu disampaikan oleh pengusaha Theodore Permadi Rachmat ketika dianugerahi gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) di Kampus ITB Bandung, Jawa Barat, Rabu (3/7/2019).

Dalam pidatonya yang berjudul "Karakter dan Mindset sebagai Penentu Keberhasilan dan Kelangsungan Bangsa" yang diterima Bisnis, mantan bos Astra Group itu bercerita pada masa sekolah, dirinya dan keluarga seringkali menerima perkataan atau perlakuan yang diskriminatif atau provokatif. Perlakuan tersebut diterima karena dirinya dilahirkan dengan mata sipit dan beragama Katolik.

Kemudian, saat berkuliah di ITB, pengusaha yang akrab disapa TP Rachmat itu bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa lain dari beragam suku, latar belakang ekonomi, agama, pandangan politik, dan berbagai perbedaan lainnya.

"Saya mulai memahami keberagaman Indonesia di ITB. Dari pemahaman, timbul kesadaran bahwa menerima, menghormati, dan merayakan keberagaman amat penting agar Indonesia bisa menjadi Indonesia yang Raya," paparnya.

TP Rachmat melanjutkan hal itu kemudian membuatnya makin paham bahwa membangun pemahaman dan menyikapi berbagai keberagaman dengan bijak haruslah dimulai dari dirinya sendiri. Perdebatan dan kekerasan yang dipicu karena rasa berbeda dan kehendak sepihak untuk melakukan penyeragaman juga harus dihentikan dari diri sendiri.

Dia menegaskan bangsa Indonesia sudah beragam, baik dari sisi suku, agama, ras, maupun golongan, sejak pertama kali didirikan.

"Beda suku, beda agama, beda ras, beda golongan, tidak seharusnya jadi pemecah belah. Bhinneka Tunggal Ika," ucap TP Rachmat.

Dia juga menyinggung banyak bangsa yang runtuh karena mempermasalahkan perbedaan yang ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper