Bisnis.com, JAKARTA - Huawei Technologies Co Ltd menyatakan kepada Verizon Communications Inc bahwa maskapai penerbangan AS harus membayar biaya lisensi atas lebih dari 230 hak paten dari pembuat peralatan telekomunikasi China tersebut yang niainya lebih dari US$1 miliar secara keseluruhan.
“Verizon harus membayar untuk menyelesaikan masalah lisensi hak paten," tulis seorang eksekutif lisensi kekayaan intelektual Huawei pada bulan Februari sebagaimana dilaporkan Wall Street Journal.
Hak paten tersebut mencakup peralatan jaringan untuk lebih dari 20 vendor perusahaan, termasuk perusahaan teknologi terkemuka AS meski vendor tersebut akan meminta ganti rugi kepada pihak Verizon, menurut sumber yang tidak disebutkan namanya itu seperti dikutip Reuters, Kamis (13/6/2019).
Beberapa perusahaan telah didekati langsung oleh pihak Huawei, kata sumber tersebut.
Hak paten yang dipertanyakan berkisar dari peralatan jaringan inti, infrastruktur kabel hingga teknologi internet, menurut Journal. Sedangkan nilai lisensi untuk lebih dari 230 paten lebih dari US$1miliar, menurut sumber itu.
Huawei terus berjuang melawan sikap Pemerintah AS selama lebih dari setahun yang menyebut produk perushaan itu mengancam sistem kemanan negara tersebut.
Baca Juga
Pakar keamanan nasional AS khawatir bahwa sejumlah peratatan seperti router, sakelar, dan peralatan Huawei lainnya dapat memungkinkan China memata-matai komunikasi AS. Akan tetapi, Huawei membantah tudingan tersebut.
Perusahaan terkait, termasuk Verizon telah memberi tahu Pemerintah AS dan perselisihan itu terjadi di tengah pertikaian dagang yang semakin meningkat antara China dan Amerika Serikat.
Permintaan biaya lisensi diduga lebih bernuansa pertempuran geopolitik antara China dan Amerika Serikat ketimbang permintaan biaya hak paten itu sendiri.
Perwakilan Huawei dan Verizon bertemu di New York pekan lalu untuk membahas beberapa hak paten yang dipermasalahkan dan apakah Verizon menggunakan peralatan dari perusahaan lain yang dapat melanggar hak paten Huawei.
Juru bicara Verizon, Rich Young menolak berkomentar mengenai masalah khusus tersebut karena dinilai merupakan masalah hukum yang potensial.
Amerika Serikat bulan lalu menempatkan Huawei dalam daftar hitam dan melarangnya melakukan bisnis dengan perusahaan-perusahaan AS dengan alasan keamanan tanpa persetujuan pemerintah.
Selain itu, AS juga mendorong beberapa perusahaan teknologi global untuk memutuskan hubungan dengan pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia tersebut.
Washington juga mencari ekstradisi Kepala Eksekutif Keuangan Huawei Meng Wanzhou dari Kanada setelah penangkapannya di Vancouver Desember lalu dengan surat perintah AS.
China sejak itu telah meningkatkan tekanan pada Kanada, menghentikan impor kanola Kanada dan pada bulan Mei menangguhkan izin dari dua produsen daging babi utama.