Bisnis.com, JAKARTA - Pasien terluka akibat aksi demonstrasi pada 22 Mei 2019 yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan masih 13 orang.
Humas RSUD Tarakan, Reggy S Sobari mengatakan puluhan pasien lainnya sudah diperbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan karena hanya menderita luka ringan.
Ditemui di Instalasi Gawat Darurat RSUD Tarakan, Reggy menyebutkan bahwa pasien yang dirawat kebanyakan akibat terkena gas air mata yang disemprotkan petugas keamanan saat aksi massa.
Baca Juga
"Makanya tadi yang datang matanya perih. Tapi dalam waktu sejam, dua jam juga sudah pada pulang. Ada beberapa [yang terkena peluru karet], tapi mereka yang ngeluarin sendiri [peluru karet yang mengenai tanpa operasi,]" jelasnya.
Reggy pun menambahkan, tidak ada pasien yang dipindahkan ke rumah sakit lain karena sudah berhasil ditangani di RSUD Tarakan. Namun ia meyakini kalau peluru yang mengenai korban pasien adalah peluru karet bukan peluru tajam yang mematikan.
Pihak rumah sakit menyiagakan 20 dokter bedah. Biaya rumah sakit seluruhnya ditanggung oleh Pemprov DKI Jakarta. "Dokter bedahnya total kita ada lebih dari 20 orang dan langsung ditangani. Tapi biaya semua ditanggung Pemda DKI melalui Jamkesda," tutupnya.