Bisnis.com, JAKARTA - Singapura dan Malaysia telah sepakat untuk menangguhkan pembangunan proyek kereta api bernilai miliaran dolar yang menghubungkan kedua negara.
Penangguhan tersebut menandai penundaan proyek lain sejak pemerintah baru Malaysia berkuasa tahun lalu yang berjanji untuk memperketat keuangan dan meninjau kesepakatan-kesepakatan besar.
Para menteri mengumumkan keputusan itu dalam konferensi pers bersama di Singapura bahwa penundaan akan berlangsung hingga 30 September. Selain itu, Malaysia juga akan membayar kompensasi kepada Singapura atas kesepakatan itu.
"Jika pada 30 September 2019, Malaysia tidak melanjutkan Proyek RTS (Rapid Transit System), Malaysia juga akan menanggung biaya yang disepakati oleh Singapura," kata Khaw Boon Wan dan Anthony Loke dalam sebuah pernyataan bersama dilansir Reuters, Selasa (21/5/2019).
Proyek ini diperkirakan menelan biaya sekitar US$1 miliar.
Ribuan orang Malaysia bepergian bolak-balik ke Singapura untuk bekerja dan sekolah. Rencana pembangunan sistem transit yang dijadwalkan pada 2026, dirancang untuk mengangkut hingga 10.000 penumpang per jam di setiap arah.
"Ini tidak berarti bahwa kami mengakhiri proyek," kata Loke kepada wartawan. "Kami hanya ingin mengevaluasi kembali sehingga proyek ini dapat dilaksanakan lebih efektif."
Tahun lalu, Malaysia juga menangguhkan proyek kereta api berkecepatan tinggi yang menghubungkan Singapura ke Kuala Lumpur, yang diperkirakan oleh para analis menelan biaya sekitar US$17 miliar.