Bisnis.com, JAKARTA -- Fahri Hamzah mengambil momentum hari kebangkitan nasional untuk meminta penguasa saat ini tidak mengancam rakyat. Politisi ini pun meminta jangan ada yang menentang demonstrasi.
Lewat akun Twitternya @Fahrihamzah, dia mencuitkan dua twit terkait hari kebangkitan nasional yang diperingati setiap 20 Mei.
Dia meminta bangsa Indonesia menjadi lebih dewasa dan mau menerima perbedaan.
"Jangan musuhi aspirasi dan kebebasan masyarakat untuk bersyarikat, berkumpul, dan menyatakan pendapat," ujarnya.
Marilah dewasa bangsaku. Kita harus mau menerima perbedaan, jangan musuhi aspirasi dan kebebasan untuk, “bersyarikat, berkumpul, menyatakan pendapat baik secara lisan maupun tulisan...”. jangan menentang demonstrasi dan protes sebab itu kanal bagi arus pikiran dan perbedaan.
— #ArahBaru2019 (@Fahrihamzah) May 20, 2019
Fahri melanjutkan, kekuasaan yang dewasa itu harus berwajah ramah.
"Buat apa mengancam dan menggunakan kekuasaan untuk mengancam dan menekan? Sadarlah kalau rakyat adalah tenaga yang permanen dalam sejarah Indonesia," ujarnya.
Baca Juga
Saya hanya mengingatkan perlunya kedewasaan dan kekuasaan yang berwajah ramah. Buat apa mengancam dan menggunakan kekuasan untuk mengancam dan menekan? Sadarlah bahwa rakyat adalah tenaga yang permanen dalam sejarah kita. Jangan ditekan sebab ia dapat melawan balik dgn keras.
— #ArahBaru2019 (@Fahrihamzah) May 20, 2019
Beberapa waktu terakhir, pemerintah memang kerap mengamankan oknum yang dianggap provokator. Salah satunya, Juru Kampanye Nasional Prabowo-Sandi Eggy Sudjana yang ditetapkan menjadi tersangka makar.
Namun, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menilai tindakan itu masuk ke dalam agenda pengamanan pascapemilu 2019.
Penangkapan itu berawal dari pidato Eggy di kediaman capres 02 Prabowo pada April lalu yang menyerukan ajakan ‘people power’ di hadapan pendukung pasangan calon 02.
Selain Eggy, ada juga kasus Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen yang dilaporkan ke Bareskim Polri atas dugaan tindak pidana makar dan penyebaran informasi bohong.
Respons Sinis Warganet
Namun sayangnya, berbagai respon cuitan panjang Fahri Hamzah dari warganet malah banyak menyerang Fahri dan mempertanyakan kembali maksud dari cuitan tersebut.
Misalnya, akun @edysgading yang meminta agar Fahri dan rekannya untuk juga dewasa dalam berdemokrasi serta tidak mengancam negara dengan mengatasnamakan rakyat.
Saya juga hanya mengingatkan anda dkk perlunya kedewasaan dlm demokrasi.terimalah kekalahan dgn lapang dada bukannya ngotot hrs mng meskipun kalah telak.sadarlah rakyat banyak tlh menentukan pilihan, jgn mengancam2 negara atas nama rakyat
— edy supriyanto (@edysgading) May 20, 2019
Adapun, akun @Uccang_sajalah balik bertanya kepada Fahri mengenai cuitannya yang membahas soal keramahan dan kedewasaan kekuasaan selama ini.
Maaf bung @Fahrihamzah, sudah tak seramah dan se dewasa apa kah kekuasaan selama ini terutama kepada rakyat dan terutama pribadi anda yang bukan hanya mengkritisi tapi lebih kepada mencibiri, menghujat, dan bahkan menghina Konstitusi.
— Mohammad Yusran (@Uccang_sajalah) May 20, 2019
Sementara itu, Hari Kebangkitan Nasional yang sering disingkat Harkitnas ini memperingati berdirinya organisasi Budi Utomo yang didirikan oleh para pelajar School tot Opleiding van Indische artsen (Stovia), sekolah pendidikan dokter yang kini telah berubah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Peristiwa ini kemudian ditandai sejak kelahiran Budi Utomo 111 tahun yang lalu, yaitu pada 1908.
Pada tahun ini, tema peringatan 111 tahun kebangkitan nasional adalah ‘Bangkit untuk Bersatu”. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam laman websitenya menjelaskan tujuan peringatan tahun ini.
Pada laman tersebut tertulis bahwa tujuan peringatan tahun ini adalah untuk terus memelihara, menumbuhkan dan menguatkan jiwa nasionalisme kebangsaan sebagai landasan dasar dalam melaksanakan pembangunan, menegakkan nilai-nilai demokrasi berlandaskan moral dan etika berbangsa dan bernegara, mempererat persaudaraan untuk mempercepat terwujudnya visi dan misi bangsa ke depan.