Bisnis.com, JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkapkan bahwa kelelahan bukanlah penyebab utama kematian ratusan menduga faktor kelelahan bukan penyebab utama kematian ratusan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dalam gelaran Pemilihan Umum 2019.
Berdasarkan keterangan, Ketua Umum IDI Daeng Muhammad Faqih, kelelahan merupakan salah satu faktor pemicu yang memperberat risiko penyakit bagi petugas KPPS.
“Misalnya dia lelah, dicampur faktor lain, terjadi gangguan jantung. Jadi [kelelahan] bukan faktor utama dan bukan penyebab langsung, tapi multifaktor,” ujar Faqih di kantornya pada Senin (13/5/2019).
Melihat maraknya kasus kematian yang menimpa para petugas KPPS, Faqih menilai persyaratan kesehatan bagi petugas KPPS perlu dievaluasi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui secara komprehensif kondisi kesehatan serta riwayat penyakit yang barangkali diderita oleh petugas.
Persyaratan keanggotaan KPPS hanya mewajibkan calon untuk menyertakan surat keterangan sehat sebagai bukti kondisi kesehatan. Faqih menilai syarat demikian tidaklah cukup, namun ia tak memungkiri bahwa pemeriksaan kesehatan yang lengkap bisa menelan biaya yang besar.
"Persyaratan pemeriksaan kesehatan ada, tapi kurang rapi. Ada yang menyerahkan ada yang tidak. Kemudian pemeriksaan kesehatannya juga selevel apa? Apa cuma keterangan kesehatan biasa tanda vital aja atau yang agak lengkap? Tapi kalau yang agak lengkap biayanya mahal, mungkin 500 ribu, padahal bayaran KPPS hanya 500 ribu. Kalau ditanggung semua itu pasti membengkak" paparnya.
Sementara itu, hasil investigasi sementara yang dirangkum Kementerian Kesehatan dari 17 provinsi mengungkapkan bahwa faktor terbanyak yang menjadi penyebab kematian petugas KPPS yang terlibat dalam Pemilu 2019 adalah gagal jantung. Penyebab ini disusul dengan stroke serta kecelakaan lalu lintas.
Berdasarkan data terbaru yang dihimpun sampai Minggu (12/5/2019), Kemenkes mencatat terdapat 445 petugas KPPS yang meninggal di 17 provinsi. Sementara petugas yang sakit mencapai 10.007 orang.