Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayor Jenderal Tentara Nasional Indonesia (purn) Kivlan Zen mengaku sering membantu Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY selama menjabat presiden selama 10 tahun. Meski kerap membantu SBY, ia tidak pernah mendapatkan uang lelah dari Ketua Umum Partai Demokrat itu.
"Saya bantu dia, sepeser pun saya tidak dikasih (imbalan oleh) SBY," ujar Kivlan saat dihubungi, Sabtu (10/5/2019)/
Kivlan juga mengatakan tidak pernah meminta apa-apa dari SBY, termasuk jabatan.
Bantuan untuk SBY, kata Kivlan, diberikan pada Pemilihan Presiden 2004. SBY yang maju berpasangan dengan Jusuf Kalla, menurut Kivlan memiliki elektabilitas di bawah Wiranto.
"SBY cuma Kasospol, Wiranto Panglima ABRI. Orang kepengennya Wiranto."
Kivlan mengaku membantu SBY dengan membuka kelakuan Wiranto kepada publik melalui media.
Baca Juga
“SBY yang tadinya nomor tiga dalam survei naik nomor satu."
Akibatnya, elektabilitas Wiranto anjlok.
Pada 2006 ada upaya untuk mengkudeta SBY sebagai presiden. Menurutnya, kudeta itu akan dilakukan oleh perwira TNI yang bersenjata.
"Ada basoka, ada segala macam. Ingat nggak dia, siapa yang menyelamatkan dia dari mau kudeta itu, waktu dia presiden?"
Kivlan menyebut rencana pengambilalihan kekuasaan. Menurut dia, rapat merencanakan pelengseran SBY digelar di Banten, pertemuan itu juga dihadiri nama besar lainnya.
"Tanya sama dia, saya yang menyelamatkan dia dari kudeta itu. 2006 saya selamatkan dia."
Geram dengan respons kader Partai Demokrat yang menyerang balik dirinya setelah menyebut SBY sebagai orang licik, Kivlan mempertanyakan sumbangsih Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief bagi Indonesia.
"Tahu nggak dia soal SBY? Siapa si SBY?"
Menurut Andi Arief kemunculan Kivlan Zen dalam berbagai aksi membela Prabowo Subianto tak lain untuk mendapatkan perhatian calon presiden nomor urut 02 itu. Tujuannya, kata Andi, agar Kivlan bisa kembali membuat bisnis massa demonstrasi.