Bisnis.com, JAKARTA — Sejak pukul 13.00 WIB, massa yang tergabung dalam Gerakan Elemen Rakyat untuk Keadilan dan Kebenaran atau Gerak melalukan aksi di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu dengan tuntutan mendiskualifikasi pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Awalnya, massa hanya memenuni setengah jalan yang berada di MH. Tamrin. Selang setengah jam, peserta aksi mulai menyemut. Kondisi jalan akhirnya tersendat. Hingga akhirnya pihak kepolisian harus menutup jalan dari arah Bundaran HI sampai Gedung Bawaslu.
Ini dilakukan karena tidak ada celah lagi ruang untuk kendaraan, bahkan untuk roda dua.
Sementara itu dalam aksinya, massa menginginkan agar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menindaklanjuti adanya kecurangan yang terjadi selama proses penghitungan suara.
Dalam aksi tersebut, perwakilan dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi juga hadir memberikan orasi setelah melaporkan temuan kecurangan berdasarkan temuan timnya.
Direktur Advokasi dan Hukum BPN Sufmi Dasco Ahmad dalam aksi mengatakan bahwa telah melaporkan satu dari lima materi dugaan pelanggaran.
Baca Juga
Laporan pertama ini terkait penggunaan aparatur sipil negara bagi pemenangan pasangan Jokowi-Amin. Bukti-bukti sudah diserahkan siang tadi.
Alasan laporan dibuat terpisah karena tim BPN harus mengumpulkan temuan lainnya untuk memperkuat kecurangan yang dilakukan pasangan nomor urut 01 ini.
“Ini kan bikin lima laporan yang sempurna memakan waktu sehingga kita tidak mau gegabah dan mana yang sudah siap kita masukan,” jelasnya.
Bukti laporan pertama yang dikirim ini ucap Dasco berupa berita-berita dari media massa, tampilan layar video, dan testimoni saksi.