Bisnis.com, JAKARTA – Personel Panwaslu (Panitia Pengawas Pemilu) yang meninggal saat mengawal penghitungan suara terus bertambah. Data terbaru ada 26 orang meninggal dunia.
Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mochammad Afifuddin mengatakan bahwa jumlah itu bertambah dari sebelumnya sejumlah 14 orang.
Sementara itu, sebanyak 74 orang mengalami kecelakaan. Ada pula sebanyak 137 orang menjalani rawat jalan, 85 petugas harus menjalani rawat inap, dan 15 orang mengalami kekerasan.
“Mungkin kalau secara umum kita harus perhatikan beban kerja yang kelihatannya apa yang kita pikirkan. Soal beban kerja penyelenggara adhoc dari kecamatan sampai TPS ini juga akhirnya memakan korban, mungkin juga karena kelelahan dan lain-lain,” katanya di Gedung KPU, Jakarta, Senin (22/4/2019).
Dari sisi kelembagaan, Afif mengakui sebelumnya pernah ada wacana untuk memberikan asuransi kepada petugas.
“Tapi kelihatannya belum semuanya disetujui. Tapi ada beberapa provinsi yang sudah, seperti Jakarta itu bisa dicek BPJS sudah ter-cover,” ucapnya.
Afif menjelaskan bahwa semua pihak dirasa akan melihat ini sebagai pertimbangan untuk merumuskan pemilu yang lebih efektif dan beban kerjanya agar tidak terlalu memberatkan terutama di tingkat bawah.
“Karena kita juga mungkin tidak pernah berpikir dan akan sampai sebegininya. Mungkin petugas TPS dan KPPS banyak juga yang kelelahan, meninggal, dan juga kecelakaan. Ya ini saya kira menjadi masukan untuk perbaikan ke depan,” jelasnya.