Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah pria bersenjata dilaporkan telah menyerang Kementerian Komunikasi di pusat kota Kabul, Afghanistan, Sabtu (20/4/2019). Serangan ini mempertegas ancaman keamanan yang terus berlanjut di negara itu.
Serangan dimulai tak lama sebelum sebuah bom bunuh diri diledakkan di pintu masuk gedung bertingkat yang menaungi kementerian di daerah komersial ibu kota Afghanistan, diikuti tembakan yang dapat didengar lebih dari jarak satu mil.
"Kami melihat seorang pria bersenjata mencoba mendobrak pintu kantor, dia mencoba menembak kami dan ia mulai berteriak 'Saya akan membunuh semua orang di sini'," kata Syeda Rashid, seorang administrator kantor di kementerian tersebut seperti dilansir Reuters, Sabtu (20/4/2019).
Rashid ikut melarikan diri dengan beberapa rekannya saat serangan tersebut terjadi. Menurut Rashid, setidaknya enam wanita terluka akibat peristiwa itu.
Sementara itu, area di sekitar gedung ditutup polisi karena sedikitnya tiga penyerang bertempur melawan pasukan keamanan selama beberapa jam sebelum serangan itu akhirnya diredam pada sore hari.
Ratusan pekerja dari kementerian komunikasi, kementerian informasi dan budaya dan petugas statistik pusat dievakuasi dari gedung. Mereka dievakuasi, bersama beberapa pemuda di sebuah pusat pengasuhan anak untuk staf kementerian.
Ledakan itu, yang menurut para pejabat keamanan tampaknya disebabkan oleh seorang pembom bunuh diri, berada dekat dengan Hotel Serena. Hotel tersebut menjadi salah satu penginapan yang masih digunakan pengunjung asing dan dijaga ketat aparat.
Berdasarkan keterangan sumber Reuters setidaknya tiga orang tewas dan sembilan lainnya luka-luka. Juru bicara Kementerian Kesehatan Wahid Mayar mengatakan enam orang yang terluka telah dibawa ke rumah sakit Kabul.
Operasi itu menandai kembalinya jenis serangan kompleks di pusat kota yang telah menewaskan ratusan orang di Kabul dan kota-kota Afghanistan lainnya selama beberapa tahun terakhir.
Tidak ada klaim bertanggung jawab tetapi Taliban mengeluarkan pernyataan yang membantah keterlibatannya dalam aksi teror itu. Banyak serangan semacam itu telah diklaim oleh kelompok radikal ISIS.