Bisnis.com, JAKARTA -- Suasana menjelang Pemilu yang membelah masyarakat diyakini akan segera pulih setelah pemungutan suara dilakukan.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan tensi politik yang memanas akhirnya membuat masyarakat terbelah. Pola terpecahnya masyarakat ini lumrah menjelang hari pemilihan. Diyakini setelah pemilihan usai maka keadaan di tengah masyarakat akan kembali bersatu.
"Pengalaman yang ada selama pemilu-pemilu sebelumnya baik Pemilu waktu zaman orba, apalagi pemilu waktu zaman reformasi yang sekarang sudah keempat kalinya. Pada hari H pemilu memang orang berbeda pilihan tapi beberapa hari kemudian orang akan kembali rukun seperti biasa, keluarga akan kembali lagi, dan itulah sifat kita yang dihormati dan dipuji oleh banyak negara," kata Jusuf Kalla (JK) di Istana Wakil Presiden Jakarta, Selasa (16/4/2019).
Menurut JK dalam perpolitikan Indonesia perbedaan pilihan tidak akan menyebakan konflik berkepanjangan. Bahkan kondisi ini tercermin dalam sikap partai politik pasca-Pemilu.
"Partai-partai itu mungkin [jumlahnya] puluhan, tapi setelah [Pemilu] diajak masuk ke pemerintahan juga sebagian besar menerima apa adanya dan kembali lagi bersatu [mendukung Presiden terpilih]," kata JK.
Kontestasi Pemilihan Presiden yang berbarengan dengan Pemilihan Legislatif menbuat masyarakat terbelah. Pasalnya hanya ada dua pasangan calon Presiden yang didukung oleh dua kubu partai politik. Akibatnya seluruh sendi kehidupan di tengah masyarakat diwarnai dengan perdebatan bernuansa politik ini.