Bisnis.com, JAKARTA - Sekelompok astronom internasional merilis foto pertama lubang hitam dalam sejarah. Foto yang berhasil ditangkap ini sekaligus menandai revolusi dalam cara umat manusia memahami objek misterius di alam semesta tersebut.
Gambar yang dirilis pada Rabu (10/4/2019) itu memperlihatkan lingkaran debu dan gas berwarna jingga yang mengelilingi lubang hitam supermasif yang berada di jantung galaksi Messier 87. Galaksi tersebut berjarak 55 juta tahun cahaya dari Bumi.
Foto pertama lubang hitam yang berhasil ditangkap dalam sejarah/EHT
Lubang hitam sendiri merupakan merupakakan bagian dari alam semesta yang memiliki gravitasi sangat kuat, cahaya dan materi bahkan tak bisa lepas dari objek ini. Lubang hitam sejatinya tak bisa dilihat, namun pengamatan terbaru ini justru hadir sebagai pendobrak hal tersebut.
Foto bersejarah lubang hitam ini ditangkap oleh Event Horizon Telescope (EHT), sebuah jaringan delapan teleskop radio yang tersebar di Antartika, Spanyol, Hawaii, Arizona, Meksiko dan Chili. Jaringan ini diprogram pada 2017 dan melibatkan lebih dari 200 ilmuwan.
"Lubang hitam adalah benda paling misterius di alam semesta. Kami telah melihat apa yang kami pikir tidak dapat dilihat. Kami telah mengambil gambar lubang hitam," ungkap Direktur EHT sekaligus peneliti senior Universitas Harvard, Sheperd Doeleman sebagaiman dikutip The Guardian.
Fakta bahwa lubang hitam tidak memungkinkan cahaya untuk lolos membuat upaya untuk menangkap visualnya sulit. Para ilmuwan harus mencari cincin cahaya, sebuah materi yang terganggu dan radiasi yang berputar dengan kecepatan luar biasa di tepi horizon di sekitar wilayah gelap yang mewakili lubang hitam sebenarnya. hal ini dikenal sebagai bayangan atau siluet lubang hitam.
Ahli astrofisika Dimitrios Psaltis dari University of Arizona, salah satu ilmuwan proyek EHT, mengatakan, "Ukuran dan bentuk bayangan cocok dengan prediksi yang tepat dari teori relativitas umum Einstein. Hal ini membuat kami semakin yakin dengan teori yang dicetuskan Einstein seabad yang lalu."
“Pencitraan lubang hitam hanyalah awal dari upaya kami untuk mengembangkan alat baru yang akan memungkinkan kami untuk menafsirkan data yang sangat kompleks yang diberikan alam semesta kepada kita,” tambah Psaltis.