Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pileg Kalah Pamor dari Pilpres 2019, Masinton : Bagai Pacar yang Nyaris Dilupakan

Hiruk pikuk pemilihan presiden membuat pemilihan calon anggota legislatif seakan tak seksi lagi bagi publik.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Masinton Pasaribu (tengah), bersama Andy Budiman dari PSI (kiri) dan Mardali Ali Sera dari PKS (kanan)./Bisnis-Jaffry Prabu Prakoso
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Masinton Pasaribu (tengah), bersama Andy Budiman dari PSI (kiri) dan Mardali Ali Sera dari PKS (kanan)./Bisnis-Jaffry Prabu Prakoso

Bisnis.com, JAKARTA –Mana yang lebih menarik, Pilpres atau Pileg? Fakta yang ada hiruk pikuk pemilihan presiden membuat pemilihan calon anggota legislatif seakan tak seksi lagi bagi publik.

Pilpres yang menghadirkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno terlanjut menjadi magnet yang menyedot perhatian dan emosi publik. Maka, pemilihan calon anggota legislatif pun menjadi "hidangan" yang kurang menarik minat. Terlebih, kurang lebih demikian obrolan di akar rumput, banyak calon anggota legislatif yang tidak dikenal publik

Tidak mengherankan jika lembaga Survei Charta Politika dalam penelitian terbarunya soal pemilu serentak merekam kondisi yang sama. Pemilihan legislatif, demikian hasil survei Charta Politika, kalah pamor dari pemilihan presiden. Ini membuat calon anggota legislatif harus bekerja ekstra.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Masinton Pasaribu mengatakan bahwa sejak Mahkamah Konstitusi memutuskan pemilu harus serentak, fokus masyarakat menjadi terbelah.

“Pemilihan legislatif seperti pacar nyaris dilupakan. Jadi dalam persepsi masyarakat adalah pemilihan presiden,” kata Masinton di Jakarta, Kamis (4/4/2019).

Masinton yang juga caleg DPR RI dari PDIP menjelaskan bahwa pileg ibarat pacar yang nyaris dilupakan.

Pacar yang hampir terlupakan ini maksudnya adalah sekeras mereka kampanye dan turun ke masyarakat, publik kurang memperhatikan mereka. 

“Makanya caleg kerja keras wara-wiri ke masyarakat. Ini tentu jadi tantangan tersendiri dan realita di masyarakat,” jelas Masinton.

Tantangan itu tergambar dari hasil survei Charta Politika. Disebutkan bahwa saat berada di Tempat Pemungutan Suara (TPS) publik akan memilih kertas suara yang dicoblos untuk pilpres sebesar 75,4 persen.

Sementara kertas suara untuk DPRD kabupaten/kota 8,1 persen, DPRD provinsi 1,1persen, DPR RI 1,4%, dan DPD 2,2%.

Inilah hasil penelitian yang menggambarkan bahwa pilpres lebih menyedot perhatian publik dibandingkan pileg. 

Kini, para caleg harus berupaya keras agar tetap dilirik publik sebagai pacar yang layak untuk selalu dirindukan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper