Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lira Kembali Anjlok, Erdogan Tuding AS dan Negara Barat Jadi Penyebabnya

Nilai mata uang Turki, lira kembali turun tajam hampir 6% pada perdagangan kemarin.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Reuters
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA--Nilai mata uang Turki, lira kembali turun tajam hampir 6% pada perdagangan kemarin.

Lira sejak beberapa waktu terakhir mengalami tekanan terkait dengan kekhawatiran terhadap cadangan devisa Turki. Tahun lalu, nilai tukar lira terhadap dolar Amerika Serikat melemah hampir 30%.

Penurunan terbaru terjadi ketika Turki akan menggelar pemilu lokal pada hari Minggu (31/03).

Presiden Recep Tayyip Erdogan menuduh Amerika Serikat dan negara-negara Barat sebagai penyebab melemahnya nilai tukar lira.

Dia mengatakan lira "dilemahkan untuk menggoyang stabilitas Turki".

"Kita harus mendisiplinkan spekulan di pasar. Mereka sekarang tak bisa menemukan lira ... keadaan bisa kita balikkan. Jika (aksi spekukan) ini bisa kita tekan, lira akan stabil dan dolar akan melemah," kata Presiden Erdogan sebagaimana dikutip BBC.com, Jumat (29/3).

Dia mengatakan untuk mengatasi melemahnya lira, suku bunga harus dipangkas sehingga inflasi bisa turun meski usulan itu banyak ditentang oleh ekonom.
"Persoalan utamanya adalah soal suku bunga. Saya kan juga ekonom," kata Erdogan.

Saat berpidato di depan pendukungnya di Ankara, Erdogan menegaskan, "Saya yang bertanggung jawab atas masalah ekonomi."

"Siapa yang memimpin negara sekarang? (Jawabannya) adalah Tayyip Erdogan bersama 14 menteri," katanya.
Jajak pendapat menunjukkan, partai yang dia pimpin, AK, bisa kalah suara di Ankara dan mungkin juga di Istanbul. Sebelum menjadi presiden, Erdogan pernah menjadi wali kota di Istanbul.

Beberapa pihak mengatakan, kekalahan di dua kota ini akan menjadi pukulan telak bagi Erdogan, figur di balik keperkasaan perekonomian Turki selama bertahun-tahun.

Ia mengatakan pemerintah akan dengan cepat menerapkan reformasi struktural untuk mendorong perekonomian.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper