Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kampanye di Sulsel, Sandi Bertemu Pemasok Beras Cipinang Jakarta

Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02 Sandiaga Uno memulai kampanye terbuka di Kabupaten Sindereng Rappang (Sidrap) Sulawesi Selatan.
Calon Wakil Presiden Nomor urut 02 Sandiaga Uno memberi sambutan saat Dialog Kewirausahaan OK OCE di Lapak Ngopi, Karawang, Jawa Barat, Senin (18/2/2019)./ANTARA-M Ibnu Chazar
Calon Wakil Presiden Nomor urut 02 Sandiaga Uno memberi sambutan saat Dialog Kewirausahaan OK OCE di Lapak Ngopi, Karawang, Jawa Barat, Senin (18/2/2019)./ANTARA-M Ibnu Chazar

Bisnis.com, JAKARTA - Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02 Sandiaga Uno memulai kampanye terbuka di Kabupaten Sindereng Rappang (Sidrap) Sulawesi Selatan.

Di sana, Sandi bertemu dengan pengusaha sukses bernama Rahman yang merupakan salah satu pemasok beras ke DKI Jakarta.

Rahman bersama keluarganya mengelola perusahaan beras dengan produksi 250 ton per hari dan mengelola sawah 300 hektare. Sidrap memang salah satu daerah lumbung pangan atau penghasil beras terbesar di Indonesia.

"Rahman merupakan sosok pengusaha muda yang milenials. Dia bersama Cahyadi adiknya dan abangnya, mengelola hasil pertanian. Mereka mempekerjakan ratusan orang. Ini belum termasuk dengan banyak orang lainnya yang terlibat dalam rantai distribusinya,” katanya dalam siaran pers, Kamis (28/3/2019).

Sandi menuturkan bahwa Rahman merupakan salah satu pengusaha beras yang bekerja sama dengan PT Food Station Tjipinang Jakarta untuk memenuhi kebutuhan beras warga Ibu Kota dan sekitarnya.

Mantan Wakil Gubernur DKI tersebut mengungkapkan kerja sama dengan daerah merupakan salah program dijalankan bersama Gubernur Anies Baswedan.

"Janji saya menciptakan kebutuhan pokok yang stabil dan terjangkau," ungkapnya.

Kisah sukses Rahman merupakan bukti masih banyak anak muda di Indonesia yang mau terjun dalam industri pangan.

Rahman mengaku senang Sandi bisa mampir ke pabrik beras yang dikelola secara modern. Dari pengolahan gabah ke beras, hingga mekanisasi dalam penanaman hingga panen. Sehingga menjadi efisien dan produktif.

Dia berharap ada upaya untuk lebih meningkatkan produksi beras dengan infrastruktur irigasi, pelatihan dan pupuk serta obat-obatan dengan harga yang terjangkau.

“Kami sekarang surplus beras. Tapi belum bisa ekspor karena harga produksi yang tinggi. Indonesia harga berasnya paling tinggi,” jelas Rahman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper