Bisnis.com, JAKARTA — Selandia Baru akan mengadakan do’a lintas agama secara nasional pada 29 Maret untuk para korban pembantaian di masjid Christchurch dan keluarga mereka, menurut kantor perdana menteri.
Do’a bersama itu akan berlangsung di Christchurch dua minggu setelah pelaku teror supremasi kulit putih Australia menembak dan menewaskan 50 umat Islam yang melaksanakan salat Jumat di kota itu pada 15 Maret lalu.
"Layanan do’a nasional memberikan kesempatan bagi warga Cantabria (penduduk daerah Christchurch), warga Selandia Baru dan orang-orang di seluruh dunia untuk berkumpul bersama sebagai penghormatan bagi para korban serangan teroris," kata Perdana Menteri Jacinda Ardern dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Minggu (24/3/2019).
"Layanan do’a ini akan menjadi kesempatan untuk sekali lagi menunjukkan bahwa Selandia Baru penuh kasih, inklusif dan beragam, dan bahwa kami akan melindungi nilai-nilai itu."
Pembantaian itu telah mengguncang negara yang biasanya damai dan selain memicu kengerian di seluruh dunia. Aksi itu makin meningkatkan ketakuan warga karena dilakukan secara sadis dengan menggunakan senjata api dan videonya viral ke seluruh dunia.
Sejak itu, warga Selandia Baru merespons dengan curahan dukungan bagi komunitas Muslim yang berjumlah sekitar 1% di negara itu.
Serangan itu juga menyebabkan puluhan orang terluka dan beberapa lainnya dalam kondisi kritis.
Pelaku teror bernama Brenton Tarrant ditangkap dalam beberapa menit setelah pembantaian dan didakwa dengan pasal kejahatan pembunuhan.