Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tragedi Christchurch: Ardern Serukan Antirasisme, Warga Selandia Baru Serahkan Senjata

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern menyerukan perjuangan global untuk membasmi ideologi ekstremis sayap kanan yang rasis. PM termuda sepanjang sejarah Negeri Kiwi itu juga membela riwayat Selandia Baru yang bersahabat dengan para imigran.
PM Selandia Baru Jacinda Ardern (kiri) bersama pasangannya, Clarke Gayford, ketika menghadiri acara resmi di Istana Buckingham, Inggris, April 2018./Reuters
PM Selandia Baru Jacinda Ardern (kiri) bersama pasangannya, Clarke Gayford, ketika menghadiri acara resmi di Istana Buckingham, Inggris, April 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Berondongan tembakan berdarah oleh simpatisan ekstrem sayap kanan di dua masjid kota Christchurch pekan lalu mendorong berbagai bentuk perlawanan.

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern menyerukan perjuangan global untuk membasmi ideologi ekstremis sayap kanan yang rasis, setelah seorang pelaku memberondongkan senjata-senjatanya pada Jumat (15/3/2019).

Sebanyak 50 jamaah salat Jumat mati syahid akibat tragedi di dalam Masjid Al-Noor dan Lin Wood Ave itu.

Brenton Tarrant, si pelaku penembakan brutal tersebut, diketahui adalah seorang fasis yang secara ideologis sangat anti-imigran dan ingin menonjolkan supremasi kaum kulit putih (white supremacy).

Alasan yang dikemukakan Tarrant di balik aksinya itu mewakili pandangan yang dianut kaum supremasi kulit putih pada umumnya demi melestarikan ras kulit putih yang terancam dengan meningkatnya kelompok berwarna.

Dalam salah satu wawancara pertamanya sejak peristiwa itu, Ardern menegaskan ketidaksetujuannya dengan gagasan bahwa peningkatan arus imigrasi telah memicu rasisme.

“Apa yang Selandia Baru alami di sini adalah kekerasan yang dibawa kepada kami oleh seseorang yang tumbuh dan mempelajari ideologi di tempat lain,” ujar Ardern kepada BBC.

“Jika kita ingin memastikan secara global bahwa kita adalah dunia yang aman, toleran, dan inklusif, kita tidak dapat memikirkan hal ini dalam batasan-batasan,” lanjutnya.

Perdana Menteri termuda sepanjang sejarah Negeri Kiwi itu juga membela riwayat Selandia Baru yang bersahabat dengan para pengungsi atau pun imigran. “Kami adalah negara yang ramah,” tegasnya.

Respons balik dari Ardern terhadap serangan di Christchurch mengundang apresiasi dari banyak pihak. Sejak awal Ardern berupaya menempatkan dirinya di sisi para korban dan keluarga mereka. Ia bahkan mengenakan kerudung sebagai tanda simpati dan penghormatannya.

Sementara itu, puluhan warga Selandia Baru dilaporkan telah mulai menyerahkan senjata api mereka kepada polisi pascatragedi tersebut.

Menurut pihak kepolisian Selandia Baru, hingga Selasa malam (19/3/2019), setidaknya 37 senjata api telah diserahkan kepada petugas polisi di seluruh penjuru negara.

PM Ardern diperkirakan akan mengumumkan perubahan undang-undang senjata dalam beberapa hari mendatang, termasuk langkah-langkah seperti larangan senapan semi-otomatis.

Ia mendorong warga Selandia Baru untuk menyerahkan senjata api mereka kepada polisi dan menyarankan siapa pun yang mempertimbangkan membeli senjata untuk menunggu selama beberapa hari ke depan guna mendapatkan kepastian hukum.

Fish and Game NZ, organisasi perburuan di Selandia Baru, juga mendukung seruan untuk pelarangan dan pembelian kembali senjata semi-otomatis gaya militer serta akan mendukung pembatasan penjualan senjata berkapasitas tinggi.

Langkah ini dapat mencegah siapa pun secara ilegal memodifikasi senapan semi-otomatis dengan kapasitas yang lebih kecil menjadi senjata bergaya militer.

Kepada Radio NZ, CEO Fish and Game NZ Martin Taylor mengatakan senjata jenis terakhir ini diciptakan hanya untuk satu tujuan, yakni membunuh orang.

John Hart, yang mencalonkan diri sebagai kandidat partai Hijau dalam pemilu 2017, termasuk di antara warga yang menyerahkan senapan semi-otomatisnya kepada polisi.

“Saya tahu satu orang yang menyerahkan senjata kepada polisi tidak akan mengubah dunia, tetapi ini adalah permulaan, negara ini sekarang menjadi selangkah lebih aman ketimbang sebelumnya,” ujar Hart, seperti dikutip The Guardian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper