Bisnis.com, JAKARTA - Sebagian besar anggota parlemen untuk kedua kalinya menolak penarikan diri Inggris dari Uni Eropa (Brexit) yang diajukan Perdana Menteri Theresa May dengan sisa waktu 17 hari sebelum Brexit berlaku.
Selisih suara anggota parlemen Inggris yang kembali menolak kesepakatan Brexit sebesar 149 suara atau lebih sedikit dibandingkan ketika mereka menolaknya Januari lalu.
Kesepakatan itu ditolak setelah 242 anggota mendukungnya, sementara 391 lainnya menolak kesepakatan tersebut sebagaimana dikutip BBC.com, Rabu (13/3/2019).
Sebanyak 75 anggota parlemen dari Partai Konservatif tidak menyetujui kesepakatan tersebut. Angka itu lebih sedikit dibandingkan pemungutan suara Januari lalu, di mana 118 anggota Konservatif menolaknya.
Sebanyak 10 anggota parlemen dari Partai Unionis Demokratis juga menolak kesepakatan itu. Demikian juga dengan Partai Buruh, Partai Nasional Skotlandia dan partai-partai oposisi lain.
Di sisi lain, tiga anggota parlemen Partai Buruh - Kevin Barron, Caroline Flint dan John Mann - mendukung kesepakatan yang diajukan May.
Dengan hasil tersebut, perdana menteri Inggris itu mengatakan, para anggota parlemen kini akan memilih di antara dua pilihan: Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apa pun dan jika hal itu juga ditolak maka Brexit sebaiknya ditunda.
Artinya, anggota parlemen dapat memilih sesuai hati nurani mereka ketimbang mengikuti arahan petinggi partai meski langkah itu tak biasa dalam pemungutan suara untuk suatu kebijakan besar.
Partai Buruh menyebut langkah tersebut menunjukkan bahwa May telah "menyerah dalam berdalih tengah memimpin negeri".
May mengajukan permohonan di menit terakhir kepada para anggota parlemen untuk mendukung kesepakatan Brexit yang diajukannya setelah dia mendapatkan jaminan hukum soal 'pintu belakang' Irlandia Utara dari Uni Eropa.
Sementara itu, meski ia berhasil meyakinkan sekitar 40 anggota parlemen dari kubu konservatif untuk mengubah keputusan mereka, jumlah tersebut sama sekali tak cukup untuk membalikkan situasi setelah dia kalah besar dengan selisih 230 suara Januari lalu yang membuat strategi Brexit-nya kacau balau.