Bisnis.com, JAKARTA - Aktivis Robertus Robet dikenal sebagai sosok yang pandai bergaul di area perumahannya yang berada di Mutiara Depok, Jawa Barat.
"Dia aktif, biasa saja, orangnya baik, enak, enggak pernah ngobrol politik. Tahunya kita kan dia dosen UNJ sama bermacam perguruan," kata pengurus RW 13 Perumahan Mutiara Depok, Matahan Yahamad, , Kamis (7/3/2019).
Matahan mengatakan, tiap akhir pekan, ia dan Robet sering berolahraga bersama, seperti lari, main tenis, dan bulu tangkis di lapangan area kompleks. Robet, kata Matahan, juga sering berbelanja kebutuhan rumah tangga di warungnya.
Mengenal sejak 2012, Matahan mengaku hanya mengetahui bahwa Robet adalah dosen Universitas Negeri Jakarta. Ia baru tahu Robet juga aktivis setelah kejadian penangkapan pada Rabu malam, 6 Maret 2019.
Pria berusia 52 tahun itu mendapatkan informasi dari satpam kompleks, pada Rabu malam pukul 19.00 WIB bahwa ada aparat berkumpul di area perumahan, dan mencari Robet.
Matahan menanyakan keperluan aparat gabungan tersebut kepada satpam, namun ia malah diminta menyaksikan sebuah tayangan video di YouTube.
"Satpam menyampaikan pada saya, diminta Babinsa melihat YouTube. Saya coba lihat yang dia nyanyi Mars ABRI itu. Ya, enggak nyangka juga ya," katanya.
Pada tengah malam, Matahan pun menerima laporan bahwa kepolisian membawa Robet ke Mabes Polri. Matahan juga menunjukkan surat penangkapan Robet yang ia terima.
Robertus ditangkap polisi karena orasinya saat Aksi Kamisan di depan Istana Negara pada 28 Februari 2019. Ketika itu, ia menyanyikan mars ABRI. Polisi menjerat Robertus dengan Pasal 45 A ayat (2) juncto 28 ayat (2) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) juncto Pasal 207 KUHP.