Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kim Jong-un Tiba di Korea Utara setelah Bertemu Trump

Kembalinya Kim ke Pyongyang menandai berakhirnya perjalanan epik sejauh 4.000 kilometer dengan kereta api dari Vietnam, lokasi pertemuannya dengan Trump.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) bertemu Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, di Hanoi, Vietnam, Rabu (27/2/2019)./REUTERS-Leah Millis
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) bertemu Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, di Hanoi, Vietnam, Rabu (27/2/2019)./REUTERS-Leah Millis

Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un akhirnya tiba di negara asalnya setelah melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat pekan lalu.

Kembalinya Kim ke Pyongyang menandai berakhirnya perjalanan epik sejauh 4.000 kilometer dengan kereta api dari Vietnam, lokasi pertemuannya dengan Trump.

Pertemuan dengan Trump yang berakhir tanpa kesepakatan itu disusul dengan kunjungan resmi ke Vietnam selama dua hari. Sang pemimpin muda bahkan menyempatkan diri memberi penghormatan di monumen pemimpin revolusioner Vietnam, Ho Chi Minh.

"Kim Jong-un tiba di tanah air pada Selasa setelah berhasil menyelesaikan kunjungan resmi dengan niat baik ke Republik Sosialis Vietnam," tulis kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, Selasa (5/3/2019).

KCNA melaporkan kereta Kim tiba di stasiun Pyongyang pukul 3 dini hari waktu lokal. Kepulangannya disambut oleh pejabat senior dengan suka cita, lapor KCNA.

Pembicaraan antara Kim dan Trump di Hanoi berakhir secara tiba-tiba tanpa prosesi penandatanganan perjanjian. Kedua negara memilih menghentikan perundingan setelah gagal mencapai kesepakatan denuklirisasi berikut dengan permintaan Korut untuk pencabutan sanksi.

Kedua pihak lantas saling menyalahkan satu sama lain atas kegagalan ini. Trump menyatakan Pyongyang ingin semua sanksi yang dikenakan atas program nuklir mereka dicabut secara utuh. Permintaan itu tidak bisa dipenuhi Washington dengan dalih Korea Utara masih menjalankan salah satu situs nuklir utamanya, Yongbyon.

Pernyataan itu disanggah Kementerian Luar Negeri Korea Utara. Menteri Luar Negeri Ri Yong-ho menyatakan pihaknya hanya ingin sanksi yang berdampak pada hajat ekonomi penduduknya dicabut, tidak secara keseluruhan. Pyongyang pun telah menawarkan untuk menutup fasilitas produksi nuklir di kompleks Yongbyon.

Meski perundingan mencapai jalan buntu, kedua pihak mengatakan mereka terbuka untuk pembicaraan lebih lanjut. Meskipun pertemuan puncak ketiga belum dijadwalkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Sumber : KCNA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper