Kabar24.com, JAKARTA – Menteri Luar Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan pada Rabu (20/2/2019), wanita kelahiran AS yang bergabung dengan kelompok militan ISIS tidak memenuhi syarat untuk kewarganegaraan AS dan tidak memiliki dasar hukum untuk kembali ke negara itu.
Hoda Muthana (24 tahun) melakukan perjalanan ke Suriah lebih dari empat tahun yang lalu untuk bergabung dengan ISIS. Dia menikahi pejuang ISIS dan mempropagandakan serangan terhadap Barat di Twitter.
Dalam wawancara media minggu ini dari sebuah kamp tahanan di Suriah, Muthana mengatakan dia menyesal atas tindakannya dan ingin kembali ke keluarganya di Alabama dengan putranya yang masih balita.
Pompeo mengatakan Muthana bukan warga negara AS dan tidak akan diterima di Negeri Paman Sam.
"Dia tidak memiliki dasar hukum, tidak ada paspor AS yang sah, tidak ada hak untuk paspor, atau visa untuk bepergian ke Amerika Serikat," kata Pompeo dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.
Presiden Donald Trump mengatakan di Twitter bahwa dia telah mengarahkan Pompeo untuk tidak mengizinkan Hoda Muthana kembali ke AS.
Baca Juga
Pernyataan Pompeo tidak menjelaskan mengapa Departemen Luar Negeri tidak menganggap Muthana sebagai warga AS.
Tindakan itu mengikuti langkah Inggris yang mencabut kewarganegaraan seorang remaja setelah ia bergabung dengan ISIS, dengan alasan masalah keamanan.
Amandemen ke-14
Departemen Luar Negeri AS belum memberikan komentar, tetapi para pejabat AS tampaknya mendasarkan posisi mereka pada pengecualian dalam Amandemen ke-14 Konstitusi AS, yang memberikan kewarganegaraan kepada semua orang yang lahir atau dinaturalisasi di AS.
Ayah Muthana adalah seorang diplomat Yaman, yang bekerja di AS. Menurut Badan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS, Anak-anak yang lahir di Amerika Serikat untuk diplomat terakreditasi, di bawah Amandemen ke-14, tidak memperoleh kewarganegaraan karena mereka tidak dilahirkan ... tunduk pada yurisdiksi AS.
Hassan Shibly, seorang perwakilan untuk keluarga Muthana dan anggota staf Dewan Hubungan Amerika-Islam, mengatakan di akun Twitter-nya bahwa dia dilahirkan di Hackensack, New Jersey, pada Oktober 1994, beberapa bulan setelah ayahnya memberi tahu pemerintah AS bahwa dia tidak lagi seorang diplomat.