Bisnis.com, JAKARTA - Tabir kejadian terpenting di balik persetujuan perpanjangan izin Freeport 7 Oktober 2015 terungkap, yang meberikan persetujuan perpanjangan bukan Sudirman Said.
Hal itu diungkap oleh Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode 2014-2016, dalam acara Diskusi dan Bedah Buku Satu Dekade Nasionalisme Pertambangan karya Simon Felix Sembiring ,Ph.D, hari ini Rabu (20/02/2019).
Sudirman menjelaskan pada hari Selasa 6 Oktober 2015 sekitar jam 08.00 WIB, dirinya menerima pemberitahuan dari ajudan Presiden Jokowi untuk menghadap ke Istana.
Sekitar pukul 08.30 WIB, Sudirman tiba di Istana. Hanya menunggu sekitar 10 menit, Sudirman dipersilakan masuk ke ruang kerja Presiden.
"Sebelum masuk, saya diberitahu Asisten Pribadi Presiden bahwa pertemuan ini tidak ada. Lalu saya pun masuk. Ini agak dramatis, setelah masuk ke ruang kerja Presiden, saya kaget karena di dalam ternyata sudah ada Moffett [James Robert Moffett, Chairman&Co-Founder Freeport-McMoRan, Inc]," kata Sudirman.
Sudirman pun mendengarkan arahan Presiden. "Tolong siapkan surat seperti yang dibutuhkan. Kira-kira demi menjaga kelangsungan investasi," begitu arahan Presiden.
Setelah pertemuan singkat tersebut, Sudirman dan Moffett menuju ke satu tempat. Waktu itu Sudirman didampingi oleh seorang staf khusus.
Di pertemuan itu, Moffett menyodori draf. Sudirman pun bereaksi dengan menegaskan tidak akan mengikuti apa yang diinginkan Moffett sesuai isi draf tersebut.
"Saya bilang ke Moffett, kalau saya ikuti draf ini, itu berarti saya didikte. Itu berarti negara didikte oleh korporasi.Saya tegaskan, silakan buat surat dan saya akan buat draf yang isinya akan melindungi kepentingan nasional," ujar.
Sore harinya kira-kira pukul 16.00 WIB, Sudirman kembali ke Istana menemui Presiden, membawa draf surat untuk disampaikan ke Moffett.
"Saya sampaikan ke Presiden, saya belum meneken surat tersebut. Apa komentar Presiden, beliau bilang kok begini saja tidak mau," ungkap Sudirman.
Tidak lama setelah kejadian penting itu, mencuat kasus yang menghebohkan: Papa Minta Saham.
Pada Oktober 2016, karir politik Sudirman berakhir, diberhentikan dan digantikan oleh Ignasius Jonan.