Kabar24.com, JAKARTA - Setelah menjanjikan dukungan penuh untuk rezim Presiden Venezuela Nicolas Maduro, Rusia mulai menunjukkan tanda-tanda keraguan tentang kemampuannya bertahan menghadapi tantangan oposisi.
Dua narasumber yang dekat dengan Kremlin mengatakan bahwa Moskow semakin menyadari keadaan ekonomi Venezuela yang semakin buruk akan menggerus dukungan publik yang saat ini masih diberikan kepada Maduro.
"Sayangnya, waktu tidak berpihak pada Maduro," ujar Vladimir Dzhabarov, Wakil Ketua Pertama Komite Urusan Internasional di majelis tinggi parlemen Rusia, seperti dikutip oleh Bloomberg, Rabu (6/2).
Dzhabarov mengatakan dalam krisis ekonomi yang semakin buruk, situasi pada publik yang mendukung rezim Maduro dapat dengan cepat berubah melawannya.
Moskow tetap mewaspadai lawan-lawan Maduro yang didukung AS, tetapi pada saat yang sama mereka menyadari Venezuela di bawah kepemimpinan Maduro hanya memiliki potensi kecil untuk berhasil.
Merka menilai akan sangat sulit menyelamatkan klien yang kesulitan keuangan terlalu dalam sehingga Kremlin tidak dapat menyelamatkannya dan jarak Venezuela yang terlalu jauh bagi Rusia untuk mengerahkan kekuatan militer yang signifikan untuk mendukung pengamanan.
Selama bertahun-tahun, Rusia bersama dengan China telah menjadi pendukung utama Maduro, bahkan hubungan dengan Venezuela telah berlangsung sejak 1999 saat Hugo Chavez berkuasa.
Hubungan bilateral ini dibangun atas miliaran dolar dana pinjaman dan investasi yang sebagian besar ditanam pada perusahaan minyak raksasa milik negara Rosneft PJSC.
Saat ini ketiga negara tersebut tengah kesulitan untuk menjaga kepentingan bisnis akibat pelumpuhan ekonomi serta dukungan publik AS terhadap Presiden interim Venezuela Juan Guaido.
Terlepas dari sejarah dukungan, Moskow telah menetapkan kebijakan yang melarang pemberian bantuan dana baru kepada sekutu yang pernah memiliki hutang direstrukturisasi di masa lalu.
Dmitry Shugaev, Kepala Dinas Federal untuk Kerjasama Teknik-Militer mengatakan kepada surat kabar Kommersant bahwa Rusia juga merupakan pengekspor senjata utama ke Venezuela.
"Terkait situasi politik di negara itu, kami cenderung tidak membatasi kerjasama," ujar Shugaev.
Tanda peringatan lain yang menggoyahkan dukungan Kremlin adalah pengakuan negara-negara Eropa terhadap Guaido pasca Maduro menolak dilakukannya pemilihan umum ulang.
Faktor lain adalah penghadangan proses penarikan aset Venezuela dalam bentuk emas batangan sebesar 20 ton yang disimpan di Bank Sentral Inggris.
"Hari ini Maduro mengendalikan negara tersebut, tetapi pengaruh rezimnya memudar setiap haris akibat legitimasinya yang terus ditantang oleh oposisi. Peluangnya untuk tetap berkuasa semakin memudar," kata Dmitry Rozental, seorang ahli tentang Venezuela di Institute for Latin American Studies yang didanai oleh pemerintah Rusia.